Rabu 28 Jun 2017 23:34 WIB

111 Atlet Ikuti Program Pemutihan dari PP PBSI

Bulu tangkis
Bulu tangkis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PP PBSI terus berupaya meningkatkan kualitas pembinaan atlet sejak dini. Salah satunya adalah pemberantasan praktIk pencurian umur yang dilakukan dengan memanipulasi data kelahiran atlet.

PP PBSI telah meluncurkan program Pemutihan yaitu program pengampunan bagi mereka yang mengaku dan mengoreksi data kelahiran yang sebenarnya. Berdasarkan Surat Keputusan No. SKEP/021/0.3/III/2017 tertanggal 31 Maret 2017 tentang Pemutihan Data/Usia Atlet, program ini berlaku selama tiga bulan sampai dengan tanggal 30 Juni 2017.

Atlet yang membuat pengakuan secara tertulis selama masa pemutihan, akan dibebaskan dari sanksi. Hingga saat ini, sudah 111 atlet yang mengikuti program pemutihan. 

 "Diharapkan semua pihak (Pengprov, Pengkab/Pengkot, Pengurus/Pelatih PB/Klub) untuk menyampaikan secara luas agar orang tua atlet yang ingin melakukan Pemutihan,  masih kami tunggu sampai dengan batas akhir yaitu tanggal 30 Juni 2017," kata Rachmat Setiyawan, Kepala Bidang Keabsahan dan Sistem Informasi PP PBSI dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/7).

Ini merupakan kesempatan bagi para atlet untuk mengikuti pemutihan, karena tidak akan ada perpanjangan waktu. PBSI pun tidak akan meluncurkan lagi program pemutihan karena PBSI telah membangun sistem database bernama SI PBSI yang mewajibkan verifikasi data atlet sejak awal sehingga data yang masuk telah tersaring.

 "Bagi mereka yang tidak mengaku pada masa Pemutihan ini, apabila terbukti data kelahirannya tidak benar, maka ia akan dikenakan sanksi skorsing, berikut dengan tuntutan pidana kepada para pihak terkait," ungkapnya.

Oleh karena itu, PP PBSI menghimbau kepada atlet untuk memanfaatkan kebijakan ini sebaik mungkin. 

"Sebaiknya jangan sampai ada yang 'wait and see' atau tidak yakin dengan ketegasan PBSI. Apalagi Ketua Umum bapak Wiranto juga sudah memerintahkan untuk melanjutkan program ini sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku," tambah Rachmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement