Jumat 02 Sep 2016 20:55 WIB

Dari Dapur Pelatnas PBSI Menyokong Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

Pasangan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad
Foto: Marcelo del Pozo/REUTERS
Pasangan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dian Fath Risalah

Keberhasilan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, merebut medali emas Olimpiade masih meninggalkan sejumlah kisah. Keberhasilan meraih supremasi tertinggi di dunia olahraga itu nyatanya juga dipetik berkat jasa orang-orang di balik layar.

Mungkin tak banyak yang mengenal salah satu orang di balik kesuksesan Tontowi dan Liliyana meraih emas. Salah satu yang berjasa itu adalah Dewi Tutwuri Handayani.

Dialah yang bertanggung jawab menyiapkan menu makanan bagi para atlet di Pelatnas PBSI Cipayung, termasuk Tontowi dan Liliyana. Selama para atlet menjalani persiapan Olimpiade, Dewi yang menyiapkan asupan makanan bergizi.

Sudah delapan tahun, ia menjadi juru masak para atlet bulu tangkis. Setiap hari, bersama tiga koki lainnya, Dewi memasak menu makanan yang bervariasi. 

Selama kepengurusan PBSI di bawah pimpinan Gita Wirjawan, Dewi menjadi kepala koki. Dewi mengungkapkan, untuk bisa terpilih menjadi koki di pelatnas PBSI, dia harus melewati beberapa tahapan dan proses. 

"Sebelum pembentukan tim ini, kami harus menjalani tes memasak. Pengurus serta pelatih juga ikut dalam mencoba masakan kami. Saat itu kami juga diberi gambaran kalau melayani atlet itu beda dan memiliki ritme yang khusus," kata Dewi kepada Republika.co.id, di Pelatnas PBSI Cipayung, Rabu (31/8).

Bahkan, sambung Dewi, ia pun harus mengikuti waktu libur para atlet yang tidak seperti waktu libur nasional. Selain itu, memilih menu makanan untuk para atlet tidaklah segampang seperti waktu ia menjalankan usaha katering. 

Mengenai menu makanan setiap hari, dia pun diwajibkan membuat makanan sehat. Bahkan, menjelang pertandingan, dia dituntut menyajikan makanan bergizi lebih besar. "Ketat kalau mau bertanding, pokoknya jangan sampai ada makanan berminyak," katanya mengungkap rahasia di balik dapur PBSI.

Wanita asal Magelang itu menceritakan, ia juga harus secara telaten saat melayani para atlet. "Namanya juga jauh dari orang tua, kalau sedang capai karena latihan, sering malas makan. Jadi sudah dijadwalkan Bu Dokter untuk makan siang jam 11 siang," katanya.

Tak hanya menyiapkan makanan. Kadang para koki ini menjadi teman atlet untuk menumpahkan keluh kesahnya. "Kami juga harus melayani mereka dengan perasaan yang tulus dan ikhlas karena pasti adalah sedikit emosi dari mereka, kan capai habis latihan, apalagi kalau habis dimarahi oleh pelatihnya," katanya mengungkapkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement