Rabu 07 Oct 2015 14:17 WIB

Kasus Pencurian Umur, Klub Bulu Tangkis Harus Lebih Teliti

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Israr Itah
Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia
Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS – Mencuatnya kasus pencurian umur yang dilakukan atlet junior bulu tangkis baru-baru ini, mendorong PP PBSI untuk melakukan pengawasan ketat.

Dalam Kejuaraan Asia Junior U15 dan U17 yang digelar di Kudus pada 7-11 Oktober, Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan tim keabsahan sudah memastikan dan melakukan skreening usia terhadap seluruh peserta kejuaraan. Karena itu, menurutnya, bisa dipastikan tidak ada pencurian umur di turnamen kali ini.

Sebelumnya, ia mengatakan PBSI harus mengambil sikap tegas terhadap kasus yang dinilai sangat merugikan pembinaan atlet yang jujur.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan klub harus lebih berhati-hati dalam melihat akte kelahiran atlet yang hendak masuk ke klub. Biasanya, akte asli diminta oleh klub. Namun tidak menutup kemungkinan ada dua akte yang berbeda yang dikeluarkan oleh catatan sipil. 

“Kita harus konfirmasi ke catatan sipil setempat, apakah ada nama mirip dengan tanggal tersebut. Terutama yang akte antara tanggal lahir dan tanggal pembuatannya berbeda, itu patut dicurigai,” kata Yoppi di GOR Djarum, Kudus, Rabu (7/10).  

Menurutnya, tindakan mencuri umur oleh atlet bulu tangkis junior akan merugikan nama baik klub. Di samping dinilai merampas hak pemain lainnya, secara psikis atlet akan merasa malu dan minder.

Setelah diberi sanksi skorsing selama bertahun-tahun, atlet bersangkutan berarti sudah mati suri. Namun jika atlet bisa memulihkan nama baik dengan membuktikan prestasi setelah menjalani sanksi, klub bisa melakukan rehabilitasi terhadap atlet tersebut. Pilihan menurutnya diserahkan pada atlet tersebut, apakah ingin melanjutkan berlatih di klub atau tidak. 

Ia menambahkan, kasus serupa pernah terjadi di klub PB Djarum pada 2010, di mana atlet ganda putri dikeluarkan karena terbukti mencuri umur. Karena itu, Yoppy mengatakan mendukung langkah tim keabsahan PBSI untuk mengawasi dan membuktikan atlet yang diduga mencuri umur. 

Sebelumnya, rapat pada 28 Agustus lalu yang dihadiri Pengurus Besar PBSI, tim keabsahan dan tim bidang hukum dan SDM menyatakan kedua atlet yakni Zoelvanka Andriansyah dan dan Ghea Kamahamas Pratama Putra terbukti melakukan pencurian umur. Keduanya diberikan sanksi larangan mengikuti seluruh kejuaraan bulu tangkis yang diselenggarakan atau direkomendasikan oleh PBSI. 

Zoelvanka yang merupakan atlet asal PB Bintang Badminton Bogor diberi sanksi skorsing selama dua tahun. Ia Zoelvanka dinyatakan telah memalsukan data tahun lahirnya dari tahun 1998 menjadi tahun 1999. Hal ini pun sudah diklarifikasi langsung melalui Surat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil No. 447/348/DKPS.

Sementara Ghea yang berasal dari PB Exist Jakarta dikenakan larangan bertanding selama empat tahun. Di dalam akte kelahiran no 851/1995 yang diterbitkan Kepala kantor Catatan Sipil Kabupaten Cilacap, ditemukan tanggal kelahirannya yaitu 11 April 1995. Sementara dalam surat pernyataan atlet yang bersangkutan pada 1 Mei 2015, tertulis kelahiran pada 16 Maret 1997. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement