Senin 17 Aug 2015 22:30 WIB

Hayom Pelihara Asa ke Olimpiade

Pebulu tangkis tunggal putera Indonesia Dionysius Hayom Rumbaka.
Foto: Republika/Wihdan H
Pebulu tangkis tunggal putera Indonesia Dionysius Hayom Rumbaka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat Dionysius Hayom Rumbaka tak padam meskipun terhenti di babak kedua turnamen Total BWF World Championships 2015. Pebulutangkis berusia 26 tahun itu tetap berkeinginan untuk meneruskan perjuangan demi merebut tiket ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

 

Hayom merupakan salah satu wakil Indonesia di kejuaraan dunia kali ini bersama Tommy Sugiarto. Hayom dihentikan Son Wan Ho dari Korea lewat pertarungan sengit tiga gim, 21-12, 13-21, 17-21. Sedangkan Tommy kalah duel dari Wei Nan (Hong Kong), 24-26, 21-8, 20-22.

 

“Saya kurang puas dengan penampilan saya, saya kalah tahan dan kalah safe, banyak melakukan kesalahan sendiri. Sebagai wakil yang tersisa di tunggal putra ya terbebani juga, pastinya saya ingin menang. Namun persiapan saya kurang, karena cedera hamstring kanan dan baru latihan sepekan. Tetapi saya tak mau menjadikan ini sebagai alasan, lawan memang bermain lebih baik,” kata Hayom.

 

“Menurut dokter, saya perlu 3-6 bulan absen untuk pemulihan cedera, namun mau tidak mau saya harus tetap ikut bertanding demi tiket ke olimpiade tahun depan. Saya tetap punya keinginan untuk berlaga di olimpiade,” kata Hayom menambahkan.

Hayom menjadi pebulutangkis tunggal putra terakhir yang tersingkir di babak 16 besar. Sebelumnya, Tommy Sugiaro juga harus menerima kekalahan pahit atas pemain asal Hong Kong, Wei Nan,  dengan skor 26-24, 8-21, 22-20.

Dewi Fortuna tampaknya belum berpihak pada anak kandung legenda hidup bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut. Tommy sebenarnya tampil cukup meyakinkan pada laga perebutan tiket babak 16 besar ini. Sudah mengamankan game point 20-19 di gim pertama, Tommy terpaksa mengakui kelihaian Wei dalam mencuri kesempatan darinya. Tommy pun mesti menerima kenyataan bahwa gim pertama harus lepas darinya.

 

Beruntung di gim kedua Tommy memegang penuh kendali permainan. Sayangnya di gim ketiga, hal yang sama terjadi lagi. Tinggal satu poin lagi dibutuhkan Tommy untuk melaju, namun keberuntungan tak berada di pihaknya. Wei berhasil menyamakan kedudukan hingga kembali terjadi setting. Dalam posisi tertinggal 20-21, Tommy gagal mengembalikan bola yang diarahkan ke sisi kanannya.

 

“Saya sudah menerapkan strategi yang benar di pertandingan ini, namun sepertinya kurang faktor //luck// saja. Sudah sering memimpin tetapi di akhir-akhir malah kalah. Seharusnya saya bisa lebih rileks, namun Wei lebih tenang dan bisa menghadapi atmosfer di lapangan,” ungkap pebulutangkis berusia 27 tahun itu.

 

“Memang berat menerima kekalahan ini, namun saya berusaha menerima. Namanya juga permainan, ada yang menang dan ada yang kalah. Sulit melupakan kekalahan ini, karena turnamen ini yang saya tunggu-tunggu, tetapi saya harus bangkit karena ada perjalanan menuju olimpiade,” imbuh Tommy yang tak dapat menyembunyikan kekecewaannya.

 

“Saya kalah jauh di game kedua karena suasana stadion sudah panas dan ramai sekali dengan penonton yang mendukung Tommy. Namun di game ketiga, saya tidak lagi merasakan ada tekanan, saya lebih santai,” tutur Wei Nan.

Sementara itu, laga ganda putri di babak kedua Total BWF World Championships 2015 menjadi pertandingan terakhir Vita Marissa di stadion Istora. Pebulutangkis berusia 34 tahun itu menyatakan akan gantung raket setelah 21 tahun malang melintang di dunia bulutangkis. Vita yang berpasangan dengan Shendy Puspa Irawati, dikalahkan pasangan kembar Luo Ying/Luo Yu, 10-21, 9-21.

"Rasanya sedih tetapi tidak mau dibuat sedih juga. Walaupun nanti sudah pensiun, saya tetap ingin memberikan sumbangsih untuk bulutangkis Indonesia. Sudah tidak bisa jadi atlet, tetapi kan bisa jadi pelatih," ujar pebulutangkis yang sempat banyak ditakuti lawan kala berpasangan dengan Nova Widianto tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement