Ahad 16 Jun 2013 14:45 WIB

Salam Terakhir Taufik Hidayat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Taufik Hidayat, resmi menyatakan gantung raket.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Taufik Hidayat, resmi menyatakan gantung raket.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nama Taufik Hidayat menggema di dalam arena pertandingan Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013.

Video perjalanan karier Taufik Hidayat diputar sebelum pebulutangkis tunggal putra kelahiran Bandung itu mengutarakan salam perpisahan terakhirnya.

Pria berusia 31 tahun tersebut memutuskan untuk menggantung raket setelah 25 tahun mendedikasikan hidupnya untuk bulutangkis Indonesia. Ketika namanya dipanggil memasuki arena pertandingan, seluruh pendukung dan insan bulutangkis Indonesia memberikan standing applause yang sangat meriah.

Sekelompok pendukung dari tribun penonton kompak menggunakan kaos berwarna putih dengan tulisan "We Love Taufik" lengkap dengan foto Taufik saat memenangkan medali emas di Olimpiade Athena 2004. 

Sepak terjang Taufik untuk menjadi seorang pebulutangkis yang memiliki prestasi cemerlang dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional patut diacungi jempol.

Legenda bulutangkis yang pernah memenangkan enam kali juara Indonesia Open itu masuk ke dalam arena pertandingan dengan memakai jaket berwarna merah dan kaos putih polos.

Dengan mata yang memerah dan berkaca-kaca, Taufik mengucapkan terimakasih untuk semua yang telah mendukungnya selama berkiprah di dunia bulutangkis Indonesia.

"Ini sangat emosional buat saya, terimakasih banyak buat dukungan dan support kalian selama ini," kata Taufik dalam speech terakhirnya dengan penuh haru.

Satu persatu Taufik mengucapkan rasa terimakasihnya yang cukup besar untuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang telah menjadi rumah bagi dia. Tak lupa, dia juga mengucapkan terima kasih sangat besar untuk pelatihnya, Mulyo Handoyo yang telah 17 tahun bersamanya.

Orang tua Taufik, mertuanya Agum Gumelar dan Linda Gumelar ikut menyaksikan salam perpisahan terakhir pria kebanggaan mereka. Tak hanya itu, istri Taufik Ami Gumelar dan kedua anaknya juga ikut hadir dalam acara tersebut. 

Dalam pidato terakhirnya, pebulutangkis yang pernah mencicipi peringkat pertama dunia pada tahun 2000 itu memberikan pesan kepada seluruh juniornya di pelatnas maupun klub agar bisa meneruskan perjuangannya mengharumkan bulutangkis Indonesia di dunia Internasional.

Secara simbolik, Taufik menyerahkan raketnya kepada salah satu juniornya di pelatnas Yonathan Suryatama Dasuki untuk meneruskan perjuangannya memberikan prestasi bagi bulutangkis Indonesia.

Ketua Umum PBSI Gita Wirjawan memberikan apresiasi dan rasa terimakasih yang sangat besar kepada Taufik atas dedikasinya untuk bulutangkis Indonesia.

Menurut Gita, sosok Taufik di masa mendatang dapat memberikan motivasi dan menginspirasi bagi seluruh pebulutangkis muda di Indonesia."Tidak ada istilah mantan juara, sekali juara tetap akan jadi juara," ujar Gita.

Seusai menutup salam perpisahannya, Taufik melambaikan tangan ke seluruh pendukungnya yang ada di arena pertandingan Indonesia Open. Dalam kesempatan tersebut, PBSI memberikan penghargaan dan karangan bunga untuk Taufik.

Lagu Indonesia Raya berkumandang seusai Taufik meninggalkan arena pertandingan. Tak hanya itu, pemain yang pernah tiga kali mendapatkan medali emas di Asian Games tersebut juga memberikan kenang-kenangan terakhir untuk PBSI berupa kaos pertandingan yang sudah ditandatangani dan dibingkai rapi, serta karikatur bergambar Gita Wirjawan. 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement