Kamis 31 May 2012 12:40 WIB

Gagal di Piala Thomas dan Uber, Legenda Bulutangkis Sampaikan Petisi

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Heri Ruslan
Tunggal putra ketiga Indonesia, Dionysius Hayom Rumbaka, terjatuh saat melawan tunggal putra Jepang, Takuma Ueda, dalam pertandingan babak perempat final di ajang final piala Thomas dan Uber 2012 di Wuhan Sports Center's Gymnasium, Wuhan, Cina, Rabu (23/5)
Foto: Antara/Zarqoni
Tunggal putra ketiga Indonesia, Dionysius Hayom Rumbaka, terjatuh saat melawan tunggal putra Jepang, Takuma Ueda, dalam pertandingan babak perempat final di ajang final piala Thomas dan Uber 2012 di Wuhan Sports Center's Gymnasium, Wuhan, Cina, Rabu (23/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan legenda bulutangkis Indonesia, Joko Supriyanto, Ivana Lie dan Imelda Wiguna, mendatangi markas Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) di Cipayung, Jakarta Timur.

Kedatangan ketiga mantan atlet pelatnas Cipayung ini untuk menyerahkan petisi keprihatinan terhadap dunia bulutangkis di tanah air kepada manajemen PB PBSI.

"Kedatangan kami ke PB PBSI ingin sampaikan secara resmi suara keprihatinan terhadap dunia bulutangkis di Indonesia. Kita kan puluhan tahun di bulutangkis, jadi mengetahui masalah dan teknis mudah-mudahan bisa didengar," kata Joko saat menyerahkan petisi kepada Wakil Ketua Umum PB PBSI, I Gusti Made Oka di Jakarta, Kamis (31/5).

Menurut Joko, penyerahan petisi keprihatinan ini tidak atas nama siapa pun, melainkan hanya spontanitas tindaklanjut rasa keprihatinan yang diproklamirkan di Hotel Atlet Century Senayan.

Diharapkan petisi ini bisa menjadi bahan pemikiran, solusi dan road map ke depan bagi PB PBSI. Joko menilai selepas kegagalan tim Thomas dan Uber Indonesia di Wuhan, belum lama ini.

Ditambahkan Ivana, diharapkan setelah petisi ini diserahkan akan ditinjaklanjuti dengan diskusi tatap muka langsung dengan manajemen PB PBSI. Terlebih lagi, Juara Asian Games 1982 ini menyampaikan ada banyak hal tidak benar dalam kepengurusan PB PBSI.

 "Kita ada bukti ya jadi tidak asal ngomong. Kita punya data-datanya," ujar Ivana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement