Senin 19 Mar 2012 17:49 WIB

Media Swiss Juluki Taufik Hidayat "Roger Federer" dari Indonesia

Taufik Hidayat
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Taufik Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Meski hampir memasuki usia pensiun, kemampuan pebulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, tetap diakui pihal luar. Siaran Pers Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss, menyatakan harian terkemuka negara itu, Basler Zeitung, memberi julukan Taufik, "Roger Federer" dari Indonesia.

Siaran pers KBRI di Bern yang diterima, di Jakarta, Senin (19/3) menyatakan, meskipun Indonesia hanya membawa gelar ganda campuran melalui Liliyana Natzir/Tontowi Ahmad, namun masyarakat Swiss memberi perhatian sangat besar kepada seluruh pebulutangkis Indonesia.

Itu terlihat dari dikejar-kejarnya pemain Indonesia untuk mendapatkan tanda tangan di buku program acara bahkan pada kaos yang dikenakan penonton dari berbagai negara. Bahkan pada saat mereka mengalami kekalahan pun, justru pemain Indonesia yang dikejar ketimbang pemain-pemain dari negara lain seperti Cina.

Kedekatan masyarakat Swiss dengan pemain Indonesia dimulai sejak pertandingan itu diadakan untuk pertama kalinya, 22 tahun yang lalu. Ikatan itu bermula dari banyaknya masyarakat Indonesia yang menjadi sukarelawan dalam penyelenggaraan kejuaraan yang diadakan setiap tahunnya seusai acara karnaval terbesar yang diadakan di kota Basel.

Panitia juga memberikan kesempatan kepada masyarakat Indonesia untuk membuka gerai kuliner di St. Jakobhalle, tidak hanya sebagai tempat makan para penonton dan suporter bahkan juga para pemain. Sayangnya pada sekitar tahun 2005 gerai Indonesia tidak berkelanjutan karena banyak masyarakat yang kembali ke Tanah Air untuk menikmati masa pensiunnya. Ahirnya gerai itu diambil alih oleh negara tetangga, Thailand.

Namun justru kedekatan pemain Indonesia dengan masyarakat Indonesia yang bermukim di Basel semakin erat. Bersama KBRI Bern yang berperan sebagai koordinator, warga Indonesia bergotong royong menyediakan konsumsi dalam bentuk nasi-nasi kotak, keakraban inilah yang kemudian menjadi sorotan masyarakat Swiss.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement