Selasa 27 Sep 2016 21:51 WIB

Wagub DKI: Orientasi DKI Bukan Juara Umum PON

 Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat (kiri).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menegaskan, Kontingen Ibu Kota tak cuma fokus menjadi juara umum PON XIC. Namun, kata dia, bagaimana mengantarkan atlet meraih prestasi secara fair play melalui pembinaan berjenjang.

"Apa yang kita harapkan adalah pertandingan yang penuh persahabatan, persaudaraan, dan kegembiraan. Kalah menang itu biasa, yang penting sportif. Makanya kami berharap benar-benar fair demi mendapatkan atlet potensial untuk jenjang yang lebih tinggi," kata Djarot Syaiful Hidayat di Bandung, Selasa, seperti dikutip Antara.

Hingga dua hari menjelang penutupan, kontingen DKI Jakarta masih tertahan di posisi tiga klasemen umum di bawah tuan rumah Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun, secara jumlah emas, DKI Jakarta sudah meraih 112 emas atau lebih tinggi saat menjadi juara umum PON 2012 yaitu 110 emas.

Orang nomor dua di DKI Jakarta itu menegaskan, meski peluang untuk mempertahankan predikat juara umum tipis, pihaknya tidak dirugikan. Namun, hasil ini diharapkan menjadi bahan evaluasi dan cambukan keras bagi Kemenpora, KONI Pusat dan pengurus pusat cabang olahraga demi kejadian kurang maksimal bisa diminimalisir.

Djarot mengaku saat ini pihaknya telah mendapatkan laporan terkait dengan kejadian yang banyak merugikan kontingen DKI Jakarta. Meski demikian, mantan Walikota Blitar itu menanggapi dengan santai karena kontingen DKI di PON bukan sekedar untuk medali melainkan prestasi.

Sejak dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 17 September lalu, ada beberapa cabang olahraga yang pelaksanaannya dinilai kurang maksimal. Bahkan ada beberapa pertandingan yang berujung pada keributan seperti di polo air. Bahkan protes juga terjadi di cabang olahraga karate, judo hingga gulat.

"Kami berharap pihak Kemenpora, KONI Pusat hingga pengurus besar cabang olahraga melakukan evaluasi besar-besaran setelah PON 2016 nanti berakhir," katanya.

Ke depan, kata dia, pihaknya meminta kepada KONI DKI Jakarta dan pengurus cabang olahraga untuk fokus melakukan pembinaan atlet. Pihaknya tidak ingin, sistem pebajakan atlet sebelum PON seperti yang terjadi selama ini, kembali terulang karena akan mematikan pembinaan.

"Saya sudah sampaikan ke KONI DKI Jakarta dan pengurus cabang untuk tidak membajak atlet dari luar (Jakarta) hanya demi meraih juara," kata pria berkumis itu.

Sementara itu, Ketua KONI DKI Jakarta Raja Sapta Ervian mengaku prihatin terhadap pelaksanaan PON 2016 karena dinilai banyak merugikan atletnya. Ke depan, pihaknya berharap pelaksanaan pesta olahraga tersebar di Indonesia itu berjalan dengan baik, fair play, dan menunjung tinggi sportivitas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement