Selasa 11 Jul 2017 11:03 WIB

Menimbang Laju Jorge Lorenzo Bersama Ducati

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani
Pembalap Ducati Corse Jorge Lorenzo
Foto: EPA/GIORGIO BENVENUTI
Pembalap Ducati Corse Jorge Lorenzo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Jorge Lorenzo di Ducati setelah separuh musim pertama MotoGP 2017 belum dicap sukses. Di peringkat mana Lorenzo di antara pembalap lainnya yang mencoba peruntungan di MotoGP?

Pertama, sebuah hitungan cepat menunjukkan Lorenzo mengaspal sembilan kali dan dia berada di urutan kesembilan klasemen dengan 65 angka. Angka ini lebih dari setengah atau 58 angka di belakang rekan setimnya, Andrea Dovizioso.

Capaian terbaik pembalap Spanyol ini adalah finis ketiga di Jerez, sedangkan penampilan terburuknya adalah finis ke-15 di Assen. Lorenzo sempat start di barisan depan, yaitu kedua di Barcelona.

Posisi finis Lorenzo rata-rata 8,4 melawan empat untuk Dovizioso. Posisi start Lorenzo rata-rata 11,8 melawan 9,3 untuk Dovizioso. Dua kata untuk menggambarkan pencapaian Lorenzo sejauh ini adalah 'tidak konsisten.'  

Sejak Ducati bergabung di MotoGP 2003, The Reds sudah memiliki 12 pembalap full-time di pabriknya. Mereka rata-rata bernasib sama dengan Lorenzo ketika mengendarai Desmosedici.

Jurnalis MotoGP dari Motorsport, Jamie Klein mengatakan daya saing Ducati bervariasi signifikan bertahun-tahun. Puncak kemenangannya adalah Casey Stoner pada 2007. Pembalap Australia itu mengantongi 185 angka dengan lima kemenangan dan tujuh podium dalam sembilan balapan.

Lorenzo memang kurang layak dibandingkan dengan Stoner. Perbandingan yang adil untuknya adalah melawan Andrea Iannone, mantan pembalap Ducati 2015 yang semakin kompetitif dari tahun ke tahun. Iannone sejak kepindahannya ke Suzuki juga kurang konsisten, yaitu tidak pernah mencetak posisi lebih baik dari keenam.

Masih ada dua faktor yang meringankan Lorenzo. Pertama, Iannone menghabiskan dua tahun sebagai pembalap satelit, Pramac Ducati. Ini berarti kondisinya sama dengan Lorenzo sekarang di mana Iannone perlu menyesuaikan gaya membalapnya dengan motor jenis lain, seperti Lorenzo yang sebelumnya lama di Yamaha. Kedua, medan MotoGP tahun ini lebih penuh tekanan dibandingkan dua tahun lalu.

Adaptasi Lorenzo di Ducati memakan waktu lumayan lama. Tapi, faktanya Lorenzo membukukan penampilan relatif bagus di balapan Jerez dan Barcelona. Kini, harapannya kemali menginjak podium ada di paruh musim kedua. Lorenzo perlu menunjukkan tampilan cemerlangnya di mata penggemar dan pengamat MotoGP

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement