Senin 29 May 2017 10:54 WIB

Takuma Sato, Pembalap Pertama Jepang yang Juarai Indy 500

Takuma Sato menjadi juara Indy 500 di sirkuit Indianapolis, Amerika Serikat, Senin (29/5) dini hari WIB.
Foto: EPA/Steve C. Mitchell
Takuma Sato menjadi juara Indy 500 di sirkuit Indianapolis, Amerika Serikat, Senin (29/5) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, INDIANAPOLIS – Fernando Alonso mencuri tajuk utama dalam sebulan terakhir di Brickyard. Namun, adalah Takuma Sato yang akhirnya berhasil menjadi juara Indy 500 di sirkuit Indianapolis, Amerika Serikat, Senin (28/5) dini hari WIB.  Sato menjadi pembalap pertama Jepang yang berhasil menjuarai seri balapan berjuluk, ‘Pertunjukan Terbaik dalam Balapan’.

Sato menjadi yang tercepat di antara pembalap seperti juara tahun lalu, Alexander Rossi, juara 2014 Ryan Hunter-Reay, Briton Jack Harvey, dan Marco Andretti. “Ini adalah kemenangan besar. Saat ini banyak orang Jepang mengikuti balapan seri IndyCar, khususnya Indy 500,” kata Sato, seusai balapan.

Sato mengetahui banyak warga Jepang yang terbang ke Indianapolis untuk menonton langsung Indy 500. Sehingga dirinya sangat bangga atas prestasi yang diraihnya. “Kami akhirnya mempertunjukkan hasil yang hebat hari ini,” kata Sato menambahkan.

Dalam dunia balap, Sato yang kini berusia 40 tahun memiliki karier yang redup. Ia telah menghabiskan tujuh tahun tanpa kemenangan di F1 bersama Jordan, BAR, dan Super Aguri. Hingga Ahad, tujuh tahun berkarier di IndyCar bersama KV Racing, Rahal Letterman, AJ Foyt, dan Andretti, Sato hanya berhasil sekali menang  di Long Beach, California pada 2013.

Sirkuit Indianapolis sepertinya menjadi tempat spesial bagi Sato. Pada 2004, dia berhasil meraih satu-satunya podium di F1 bersama BAR. Pada 2012, Sato nyaris menjadi juara Indy 500 bersama tim AJ Foyt sebelum bertabrakan saat menyalip Dario Franchitti pada putaran terakhir.

Pada balapan tahun ini,  Sato menyalip Helio Castroneves saat balapan menyisakan lima putaran. Selama lima putaran terkahir itu, Sato ‘mati-matian’ menahan Castroneves untuk tidak mendahuluinya kembali. “Suatu kebanggaan menang di sini. Beberapa putaran terakhir, itulah momentumnya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement