Jumat 05 Feb 2016 17:46 WIB

Rio Haryanto Terancam Batal Menuju F1

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
Pebalap Indonesia Rio Haryanto berpose saat menghadiri konferensi pers di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (27/1).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pebalap Indonesia Rio Haryanto berpose saat menghadiri konferensi pers di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasib pebalap Indonesia Rio Haryanto terancam gagal menuju arena balapan tercepat di dunia, Formula One (F1). Tenggat waktu pembayaran uang muka agar pebalap 23 tahun itu bisa tampil di ajang balapan internasional tersebut berakhir hari ini, Jumat (5/2).

Namun uang muka sponsor tersebut sampai hari ini belum didapat.Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot Dewa Broto mengatakan, pemerintah tak bisa berbuat banyak atas nasib pebalap kebanggaan Indonesia tersebut.

"Kami (atas nama Kemenpora) meminta maaf kepada pihak Rio jika memang gagal (memberikan jaminan pembiyaan)," kata Gatot saat ditemui di Kemenpora, Jakarta, Jumat (5/2).

Gatot menerangkan jumlah panjar yang harus dibayarkan Rio cuma senilai 3 juta euro atau senilai Rp 45 miliar. Uang muka tersebut, modal awal dari setotal 15 juta euro (Rp 225 miliar) yang harus diserahkan ke Manor Grand Prix Racing Ltd selaku tim balapan Rio menuju F1.

Tapi sampai hari ini biaya uang muka tersebut tak didapatkan.Sebetulnya, Kemenpora pernah mengatakan untuk membantu Rio dengan menjanjikan uang kontan Rp 100 miliar. Dana tersebut disalurkan lewat Komite Olahraga Nasional (KONI).

Komitmen perbantuan tersebut pun sudah ditandatangai pekan lalu. Akan tetapi, Gatot menyampaikan, persoalan administratif membuat dana tersebut sulit digelontorkan. Selain Kemenpora, Gatot mengatakan, PT Pertamina juga pernah punya komitmen untuk membantu Rio dengan janji senilai 5 juta euro atau senilai Rp 78 miliar.

Akan tetapi, bantuan dari perusahaan milik negara itu juga tak bisa dicairkan. Sebab, dikatakan dia, PT Pertamina hanya akan memberikan dana tersebut setelah uang panjar Rp 45 miliar yang harus dibayarkan Rio ke pihak Manor diselesaikan.

"Karena uang dari (PT) Pertamina itu perjanjiannya hanya untuk uang reimburse saja (uang pengganti) dari yang sudah dikeluarkan," kata Gatot menambahkan.

Manajemen Kiky Sport, selaku promotor Rio di dalam negeri, cuma menyanggupi untuk menutupi panjar ke Manor senilai 1 juta euro. Manejer Kiky Sport, Indah Pennywati, pernah menyampaikan kekecewaannya terhadap pemerintah soal realisasi janji sumber dana sponsor yang pernah ditawarkan.

"Selama ini, itu kan cuma komitmen dari pemerintah. Uangnya belum ada di kami," kata dia saat ditemui di Kemenpora, Jakarta, Rabu (3/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement