Jumat 03 Aug 2012 08:39 WIB

Erick Thohir: Keputusan Diskualifikasi tak Fair

 Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London 2012, Erick Thohir.
Foto: Republika/Prayogi
Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London 2012, Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Federasi Olahraga Bulutangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) mendiskualifikasi empat ganda putri termasuk pasangan Indonesia Meiliana Jauhari/Greysia Poli dari ajang Olimpiade 2012 London dianggap tidak fair.

Chef de Mission Kontingen Indonesia, Erick Thohir, menuding Cina sebagai penyebab insiden tersebut. Indonesia berencana akan melakukan banding atas keputusan tersebut.

Keempat ganda putri tersebut didepak karena dianggap "tidak ingin menang" dan melanggar nilai-nilai sportivitas. Itu terjadi saat melaksanakan pertandingan mereka semalam.

"Cina sering melakukan hal seperti ini dan mereka tidak pernah dihukum oleh BWF," jelas Erick.

"Kalau saja di pertandingan pertama saat Cina melakukannya, BWF menegur mereka atau langsung mendiskualifikasi, itu pasti akan jadi peringatan untuk semua orang."

Sebelum keputusan diskualifikasi tersebut diumumkan, Erick menjelaskan perihal kejadian terkait kekalahan Meiliana/Greysia dari pasangan Korea Selatan, Ha Jung Eun/Kim Min Jung.

"Pasangan Korea itu ranking tiga dunia, sementara Greysia/Meiliana di posisi 12. Greysia/Meiliana juga sering kalah dari Ha/Kim. Tambahan lagi, Greysia juga baru sembuh dari cedera bahu kanan," tutur Erick.

Erick yakin ganda putri Indonesia juga sudah berusaha maksimal di lapangan. ''Jangan hakimi mereka, lebih baik kita berikan dukungan moral yang kuat bagi atlet-atlet yang sudah berjuang untuk bangsa," katanya.

Erick juga tidak melihat mereka bermain untuk kalah. Buktinya, mereka bermain tiga game. Tidak ada perintah dari pelatih untuk mengalah. ''Indonesia tidak pernah mengalah," tegasnya.

"Justru yang harus dipertanyakan adalah pasang Cina (Wang iaoli/Yu Yang). Coba bayangkan, juara dunia, rangking satu dunia, cuma main 20 menit. Unforced error hampir 70 persen. Cina sudah berapa kali melakukan hal ini,'' katanya. ''Di Indonesia Open, mereka juga melakukan hal yang sama. Yang dipertanyakan ya seharusnya yang bermain 20 menit ini."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement