Kamis 26 Jul 2012 22:53 WIB

Siman, Perenang Indonesia Masih Penyesuaian dengan Suhu Air

Perenang Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, menggigit medali saat pengalungan medali emas SEA Games XXVI di Stadion Akuatik, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Perenang Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, menggigit medali saat pengalungan medali emas SEA Games XXVI di Stadion Akuatik, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- I Gede Siman Sutawa, satu-satunya perenang Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade London 2012 mengaku masih menyesuaikan diri dengan suhu air di London.

"Sampai saat ini masih berusaha bagaimana caranya Siman terbiasa dengan suhu air di sini, suhunya sekitar 25 derajat celcius," ujar pelatih Siman, Albert C Sutanto saat ditemui sedang mendampingi Siman berlatih di Aquatics Centre, Olympic Park, London, Kamis siang (malam WIB).

Latihan tersebut adalah yang ketiga dilakuan setelah ia tiba di London pada Senin (23/7). Peraih empat medali emas SEA Games itu menjalani latihan sekali sehari, setiap pagi.

Albert mengatakan, Olimpiade London adalah kesempatan pertama Siman bertanding di luar Asia, sehingga ia perlu penyesuaian lebih lama. "Pengalaman Siman baru di Asia Tenggara, tidak pernah melakukan ujicoba di Eropa yang suhu airnya cukup dingin," katanya.

Efek suhu air yang dingin, kata Albert, membuat atlet tidak merasakan "feelingnya". "Biasanya di Asia Tenggara suhunya 27 derajat celcius. Standarnya memang 25-27 derajat celcius," katanya.

Sejauh ini, tambah Albert, kondisi Siman cukup baik dan tidak menghadapi masalah dengan makanan yang disediakan di Perkampungan Atlet, namun ia masih terganggu "jetlag" yang membuatnya mengantuk di siang hari dan terjaga pada malam hari.

Akan tetapi Siman masih punya waktu untuk mengatasinya karena ia baru akan bertanding pada Minggu (29/7). Ia akan bertanding pada nomor 100m gaya punggung. Dari segi latihan, Albert mengatakan tidak ada pelatihan yang berat karena saat ini sudah pada masa tappering (peruncingan).

"Tidak lagi latihan dengan kerja keras, karena sudah masa tappering, tidak banyak menguras tenaga, tetapi mempertahankan 'feel'" katanya.

Sementara itu, Siman mengaku masih belum mencapai tarikan tangannya yang maksimal sejak kedatangannya ke London.

"Tarikan tanganku belum kembali," kata Siman yang ditargetkan mencatat waktu di bawah 55 detik di London. Catatan waktu terbaik perenang asal Bali tersebut adalah 55,32 detik yang dihasilkannya pada Kejuaraan Renang Asia Tenggara di Singapura tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement