Senin 09 May 2016 12:02 WIB

Penghargaan untuk Steve Kerr

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Fernan Rahadi
Steve Kerr
Foto: Reuters
Steve Kerr

REPUBLIKA.CO.ID, OAKLAND -- Komplikasi akibat dua kali operasi membuat pelatih klub basket Amerika Serikat Golden State Warriors, Steve Kerr, sempat absen selama hampir empat bulan. Namun, ia kembali lagi melatih Warriors pada 22 Januari lalu.

Meski sempat dirundung kebingungan apakah ia akan kembali ke pelatihan musim ini, namun kondisinya yang berangsur pulih dan keputusannya kembali ke lapangan rupanya tidak sia-sia. Tengah pekan ini, Rabu (27/4) waktu setempat, pria yang melatih Warriors sejak 2014 ini meraih penghargaan NBA Coach of the Year untuk musim 2015/2016.

Penghargaan itu didapatkan setelah ia menghantarkan Warriors membukukan rekor 73 kemenangan musim ini. Rekor yang melampui perolehan tim basket Chicago Bulls pada 1995/1996, yang saat itu membukukan rekor menang-kalah 72-10 dalam satu musim.

Kerr menerima 64 pilihan suara utama dari panel yang terdiri dari 130 anggota media, yang secara reguler meliput liga. Sementara itu, posisi kedua pelatih terbaik tahun ini diberikan pada pelatih Portland Trail Blazers, Terry Stotts. Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh pelatih San Antonio Spurs, Gregg Popovich.

Kerr kerap bersama tim, namun tidak di lapangan sementara ia memulihkan diri dari komplikasi setelah menjalani beberapa kali operasi. Ia menderita sakit pada punggung dan lehernya, dan yang paling melemahkan ialah sakit kepala konstant yang dideritanya.

Pelatih kelahiran Beirut, Lebanon, 50 tahun silam ini melewatkan 43 pertandingan pertama Warriors musim ini karena dalam masa pemulihan. Asisten Luke Walton yang sementara memimpin Golden State dan kemudian membuka musim dengan statistik 24-0.

Ini menjadi awal yang terbaik dalam sejarah NBA, yang membuat Warriors mencatat 28 kemenangan berturut-turut dalam musim reguler, yang merupakan paling lama kedua sepanjang sejarah NBA. Pada tahun pertamanya dengan Warriors, Kerr memenangkan gelar NBA pada 2015, saat sang bintang klub Stephen Curry meraih penghargaan MVP.

"Ketika saya kembali, saya hanya berkata 'ini hanya waktu, saya harus melakukannya', dan untungnya itu bekerja. Saya masih memiliki beberapa rasa sakit, tapi saya senang dengan para pemain saya," kata Kerr, dilansir dari NBA, tengah pekan ini.

Di bawah asuhan Kerr dan Walton, Warriors tampil gemilang. Juara bertahan NBA ini mencatat rekor kemenangan tandang NBA dengan 34 kali menang dan 54 kemenangan di kandang selama musim reguler (termasuk 18 kemenangan terakhir pada musim reguler lalu). Tim yang berbasis di Oakland, Kalifornia, ini juga menjadi tim pertama yang sukses dalam satu musim tanpa pernah dua kali kalah berturut-turut atau tak pernah kalah dua kali dari tim yang sama.

Warriors mencatatkan rekor NBA dengan lemparan tiga angka terbanyak NBA dengan 1.077 lemparan, menjadi tim dengan rata-rata poin tertinggi di liga yaitu 114,9 poin sejak musim 1991-1992. Selanjutnya, Warriors memimpin NBA dalam hal peringkat ofensif (112,5 poin per 100 penguasaan bola), persentase poin dari non lemparan bebas (48,7 persen), persentase terbaik dalam lemparan tiga angka (41,6 persen tertinggi dalam sejarah NBA), dan rata-rata assist terbanyak 28,9.

Dari segi pertahanan, Warriors menempati peringkat keempat, dengan 100,9 poin per 100 penguasaan bola.

Dinobatkan sebagai pelatih terbaik NBA 2015/2016, tak lantas membuat Kerr jumawa. Menurutnya, penghargaan yang diterimanya tidak terlepas dari semua pihak yang terlibat. Hal itu bagi Kerr, tentang sesuatu yang dibangun bersama timnya.

Ini adalah tahun yang paling sulit dalam hidup saya, bahkan tidak dekat. Sangat beruntung memiliki keluarga yang luar biasa dan semua orang-orang baik di sekitar saya," ungkap Kerr.

Sementara itu, para pemain Warriors melihat sang pelatih berjuang melewati tantangan fisik yang dihadapinya. Kerr masih berbicara pada tim sebelum pertandingan, sekalipun dia kemudian pergi ke belakang layar untuk menonton. Small forward Harrison Barner mengatakan kerap melihat Kerr tampak menahan rasa sakit, meski saat ia kembali ke lapangan.

"Dia sudah berjuang melalui itu, dan dia sudah luar biasa bagi kami," kata Barnes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement