Kamis 18 Sep 2014 15:55 WIB

Jadi Anggota Central Board FIBA, Erick Lega Pebasket Boleh Berhijab

Presiden Inter Milan, Erick Thohir saat International Islamic Conference on Media di Jakarta, Rabu (4/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Inter Milan, Erick Thohir saat International Islamic Conference on Media di Jakarta, Rabu (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Erick Thohir terpilih sebagai anggota Central Board FIBA pada FIBA Central Board Meeting yang pertama di Madrid, Spanyol, 13 September lalu. Bos Mahaka Grup ini lega karena dalam pertemuan ini dihasilkan keputusan terkait dibolehkannya pemakaian hijab bagi pebasket muslimah.

FIBA menggunakan istilah head gear (hijab, kippah, turban, dan sebagainya) sebagai penutup kepala yang digunakan pebasket. Bila muslimah menggunakan hijab, pria penganut Sikh menggunakan sorban yang merupakan aturan dari agama masing-masing.

Hasil dari diskusi di pertemuan ini berujung pada diijinkannya pemakaian head gear sebagai uji coba dalam pertandingan-pertandingan tingkat nasional selama dua tahun. Apabila berjalan dengan baik, maka aturan head gear ini dimasukkan ke dalam peraturan pertandingan untuk tahun 2016 setelah Olimpiade Rio.

“Saya senang akhirnya Central Board Meeting mengijinkan pemakaian head gear untuk tahun 2016 setelah Olimpiade Rio. Hal ini telah diperjuangkan sejak lama oleh beberapa negara anggota FIBA termasuk Indonesia. Setelah melewati perjalanan panjang, akhirnya menghasilkan keputusan yang melegakan," kata pria yang juga menjabat sebagai Presiden Inter Milan ini.

Peraturan head gear ini dapat langsung diaplikasikan pada pertandingan 3x3 (tiga lawan tiga) tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, FIBA World Meeting juga menghasilkan keputusan baru yaitu sistem kompetisi yang akan diimplementasikan pada 2017 serta berbagai kegiatan untuk Olimpiade 2016. Termasuk mencoba 3x3 sebagai pertandingan eksibisi pada Olimpiade 2016 dan menjadi disiplin resmi pada Olimpiade 2020 di Jepang.

“Kejuaraan dunia 3x3 U-18 yang dilaksanakan di Jakarta pada tahun 2013 diakui oleh FIBA sebagai salah satu kegiatan FIBA yang paling besar dan paling sukses hingga saat ini. Dengan adanya alasan tersebut, maka kami ingin kompetisi 3x3 dijadikan sebagai salah satu nomor pertandingan cabang olahraga bola basket di Olimpiade. Apalagi 3x3 sangat digandrungi oleh anak muda, yang pastinya akan meningkatkan antusiasme penonton untuk menyaksikan kompetisi 3x3," ujar pemilik grup Republika ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement