Rabu 03 Jan 2018 05:58 WIB

Tim Verifikasi Rekomendasi 16 Cabor Emas Asian Games

Cabor potensi medali emas diikuti kategori atlet elite international dan regional.

Maskot Asian Games 2018 (Bhin-Bhin, Atung dan Kaka) yang terpasang di Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatra Selatan.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Maskot Asian Games 2018 (Bhin-Bhin, Atung dan Kaka) yang terpasang di Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatra Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Verifikasi bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) merekomendasikan 16 dari 40 cabang olahraga yang berpeluang meraih medali emas di Asian Games 2018. "Hasil kesimpulan setelah menyeleksi proposal program pelatnas induk organisasi olahraga yang sudah diserahkan kepada Kemenpora, antara 16 sampai 20 cabang olahraga berpeluang medali emas. Selebihnya, meraih medali perak dan perunggu," kata Ketua Tim Verifikasi Adhi Purnomo di Jakarta, Selasa (3/12).

Adapun yang berpeluang meraih medali emas tersebut, kata Adhi, adalah cabor dengan nomor yang dipertandingkan diikuti kategori atlet elite international dan regional. Misalnya, dia mengatakan, bulu tangkis yang berpeluang medali emas di dua nomor. "Selain itu ada juga boling satu emas, jetski dua emas, panahan satu emas, wushu satu emas, karate satu emas," ujarnya.

Adhi juga menyebutkan, cabor prioritas emas yang diusulkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tidak semua menjadi prioritas emas, seperti sepak takraw serta berkuda yang nomornya tidak memiliki elite internasional. "Sepak Takraw tidak ada yang berpeluang emas, termasuk berkuda juga enggak. Untuk Rancangan Anggaran Biaya (RAB) sesuai dengan kategori nasional yakni berpeluang medali. Tapi kalau misalnya mereka yang tidak dikategorikan mendapatkan emas namun di Asian Games dapat emas akan mendapatkan pengganti biayanya," tuturnya.

Adhi menjelaskan sudah ada delapan cabor menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pencairan dana pelatnas. Di antaranya adalah, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Jujitsu, Persatuan Basket Seluruh Indonesia (PERBASI), Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PERSEROSI) dan Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI).

Dia menjelaskan, MoU dilakukan agar pencairan pelatnas baik akomodasi hingga honoraium atlet secepatnya dicairkan yang nantinya akomodasi akan sama rata Rp500 ribu setiap bulan hingga Desember 2018 dan honorarium sesuai Standar Biaya Masukan Lainnya (SBML) sekitar Rp 8 juta.

"Yang membedakan itu adalah gaji atlet elite internasional yakni mereka dapat Rp 15 juta setiap bulan dan regional Rp 10 juta setiap bulan hingga akhir Desember 2018," tuturnya.

Kendati demikian, Adhi menjelaskan ada beberapa cabang yang tidak cocok dengan pemtongan kuota atlet yang diajukan. Salah satunya adalah cabang olahraga bridge yang dipotong menjadi 12 atlet dari 32 atlet. "Mereka (bridge) mengajukan ingin lebih try out dan training camp untuk atlet diluar non unggulan. Seharusnya kan yang berpotensi emas saja," tuturnya.

Atas hal tersebut, tambah dia, bridge mengancam tidak bermain sesuai target Asian Games. Namun dia menegaskan, perihal ini akan dibahas kembali dengan jajaran Deputi IV Kemenpora. 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement