Ahad 10 Sep 2017 18:30 WIB

Satlak Prima Diminta Fokus di 12 Cabor Unggulan Asian Games

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Pebulu tangkis Indonesia Jonatan Christie memperlihatkan medali emas ketika upacara penganugerahan seusai mengalahkan pebulu tangkis Thailand Khosit Phetpradab pada final tunggal putra bulu tangkis SEA Games XXIX di Axiata Arena, Kompleks Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (29/8).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pebulu tangkis Indonesia Jonatan Christie memperlihatkan medali emas ketika upacara penganugerahan seusai mengalahkan pebulu tangkis Thailand Khosit Phetpradab pada final tunggal putra bulu tangkis SEA Games XXIX di Axiata Arena, Kompleks Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para pendidik olahraga di Indonesia meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) fokus dalam peningkatan prestasi atlet nasional di Asian Games 2018. Ketua Asosiasi Professor Keolahragaan Indonesia (Apkori) Joko Pekik mengatakan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) paling tidak harus fokus pada 12 cabor untuk mencapai target sepuluh besar. 

Joko mengkalkulasi, jika target 10 besar yang diingin dicapai, itu artinya Indonesia minimal harus bisa meraih antara 10 sampai 12 medali emas. Dia mengatakan, perkiraan medali emas tersebut mampu diperoleh oleh atlet-atlet dari cabang olahraga (cabor) yang dikuasai Indonesia.

Para atlet dari cabor-cabor tersebut semestinya mulai saat ini masuk ke daftar prioritas atlet proyeksi peraih emas di Asian Games tahun mendatang. “Antara 75 sampai 100 atlet,” ujar dia dalam rilis resmi yang diterima, pada Ahad (10/9). 

Menurut dia, Satlak Prima juga harus benar-benar menerapkan High Performance Progam (HPP) untuk mencapai target Asian Games ini. Joko mengatakan target Kemenpora agar Kontingen Garuda tembus 10 besar Asian Games terbilang berat, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Menurut dia, Kemenpora harus bisa mendesak Satlak Prima agar memastikan target tersebut mampu tercapai.

Joko menyarankan, agar Kemenpora juga meminta Satlak Prima melupakan pola pelatihan konvensional yang selama ini diterapkan. Melainkan, kata dia, harus dengan memastikan para atlet mengikuti kompetisi dan kejuaraan, atau uji tanding sebanyak mungkin. “Minimal harus level Asia,” ujar dia. 

Konsep HPP menuju Asian Games itu pun, dia mengatakan, harus dengan memastikan para atlet memasuki kamp pelatihan khusus. 

Selain itu, Joko menambahkan, agar Kemenpora melaksanakan Perpres 15/2016 tentang Prima. Dia mengatakan, beleid tersebut menerangkan pentingnya rencana induk strategis (reinstra) prestasi olahraga Indonesia. Reinstra tersebut, dia menyebutkan, tak ada di Satlak Prima, melainkan di Dewan Prima.

Asian Games 2018 akan digelar di Palembang dan Jakarta. Indonesia, sebagai tuan rumah menyiapkan 42 cabor pertandingan, yang terbagi dalam 484 disiplin olahraga. Ketua Satlak Prima Achmad Sutjipto, pernah menyampaikan Indonesia memang menargetkan 10 besar. 

Target tersebut, kata dia, antara peringkat ke-8 sampai ke-10. Dari ambisi tersebut, dia menerangkan, Kontingen Indonesia membutuhkan sebanyak antara 17 sampai 20 medali emas. Target tersebut, dinilai berat jika menengok kegagalan para atlet Indonesia di SEA Games 2017. 

Pada SEA Games Malaysia, Agustus lalu, Indonesia cuma mampu finis di peringkat ke-5 dengan hanya membawa pulang 38 medali emas. Perolehan tersebut menjadi catatan terburuk prestasi Indonesia di olahraga. Tetapi, Achmad menegaskan, meski gagal di SEA Games, Satlak Prima tak mau merivisi target Indonesia di Asian Games mendatang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement