Sabtu 05 Aug 2017 21:45 WIB

Inasgoc Minta Atlet Cermati Daftar Doping Terbaru

Chairman OCA Medical Services Committee & Anti-Doping Commision Dr. Jegathesan Manikavasagam (tengah), Direktur Medical & Doping Control INASGOC dr Leane Suniar Manurung (kiri), dan wakilnya, Wiweka (kanan) menggelar jumpa pers terkait antisipasi doping Asian Games 2018, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (5/8).
Foto: REPUBLIKA/Gilang Akbar Prambadi
Chairman OCA Medical Services Committee & Anti-Doping Commision Dr. Jegathesan Manikavasagam (tengah), Direktur Medical & Doping Control INASGOC dr Leane Suniar Manurung (kiri), dan wakilnya, Wiweka (kanan) menggelar jumpa pers terkait antisipasi doping Asian Games 2018, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Penyelenggara Asian Games (Inasgoc) 2018 meminta para atlet Indonesia untuk mencermati daftar zat-zat doping terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) menyusul persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

"Atlet-atlet kita itu seringkali malas untuk membaca petunjuk terkait doping. Jika ada selebaran terkait zat doping terbaru, mereka sering membuangnya," kata Direktur Departemen Kesehatan dan Pengendalian Doping INASGOC Leane Suniar Manurung di sela-sela pertemuan dengan Komisi Anti-Doping dan Komite Layanan Medis Dewan Olimpiade Asia (OCA) di Jakarta, Sabtu (5/8).

Leane mengatakan penyusunan daftar zat anti-doping oleh WADA bukan sekedar informasi penyelenggaraan melainkan terkait nilai-nilai sportivitas penyelenggaraan kejuaraan olahraga. "Setiap pertengahan tahun WADA selalu memperbarui daftar zat anti-doping maupun zat-zat yang tidak lagi termasuk zat doping. Daftar itu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, termasuk pengujian kepada atlet," ujar Leane.

Namun, lanjut Leane, penyelenggaraan kejuaraan olahraga juga mengenal pengecualian penggunaan obat-obatan untuk penyembuhan penyakit atau therapeutic use exemption, termasuk untuk atlet. "Misalkan ada atlet yang menderita asma, dia dipersilakan mengonsumsi obat-obatan yang melonggarkan pernafasan. Tapi, obat itu akan menjadi doping bagi mereka yang sehat dan tidak menderita asma," ujar Leane.

Selain mencermati daftar zat terbaru dari WADA, Leane juga meminta para atlet untuk mewaspadai suplemen makanan maupun jamu yang akan dikomsumsi. "Sampai sekarang belum ada makanan yang olahan yang mengandung zat doping. Tapi, jamu dan suplemen makanan itu seringkali mengandung zat doping. Suplemen yang akan dikonsumsi sebaiknya telah memenuhi sertifikat bebas zat doping," kata Leane.

Inasgoc akan bekerjasama dengan laboratorium di India dalam program anti-doping penyelenggaraan Asian Games yang akan berlangsung pada Agustus 2018.

Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) akan bekerjasama dengan laboratorium terakreditasi WADA untuk mengontrol doping selama penyelenggaraan Asian Games 2018. Langkah itu sebagai strategi INASGOC menyusul ketiadaan laboratorium di Indonesia yang mendapatkan akreditasi WADA.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement