Senin 03 Jul 2017 17:06 WIB

Malaysia Ubah Aturan Taekwondo di SEA Games demi Medali Emas

Pertandingan Taekwondo. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pertandingan Taekwondo. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Tuan rumah Malaysia mengubah aturan jumlah peserta Taekwondo pada SEA Games 2017. Malaysia berharap perubahan aturan ini dapat mengakhiri paceklik medali emas pada tiga penyelenggaraan terakhir. 

The Star melaporkan pada Senin (3/7) aturan baru itu terkait keikutsertaan wakil peserta dengan mengecualikan Malaysia sebagai tuan rumah. Negara peserta SEA Games, kecuali tuan rumah, hanya bisa mengirimkan atletnya di sembilan dari 15 nomor yang dipertandingkan. 

Berita itu menyebutkan negara peserta, 15 nomor yang bakal dipertandingkan terdiri dari, masing-masing, lima nomor kyorugi (tarung) putra dan putri serta poomsae (seni). Setiap negara peserta hanya bisa mengirimkan tiga atlet putra dan putri untuk nomor kyorugi. 

Negara peserta juga hanya bisa berpartisipasi pada tiga nomor poomsae. Lima nomor poomsae yang dipertandingkan, yaitu beregu putra, beregu putri, perorangan putra, perorangan putri dan berpasangan (pair).

Semua negara peserta yang akan berlaga di Kuala Lumpur pada Agustus mendatang sudah diberitahu mengenai perubahan aturan ini. Taekwondo menjadi satu-satunya cabang olahraga yang diizinkan mengubah aturan sebelum tenggat pendaftaran jumlah nomor yang akan dikuti pada 30 Juni lalu.

Direktur Teknik Taekwondo Malaysia (TM) R Dhanaraj berharap aturan baru ini akan menguntungkan tuan rumah. "Kami mendaftarkan atlet di semua nomor kyorugi dan lima poomsae," kata dia. 

Malaysia mengantongi 10 medali emas pada SEA Games 1989. Jumlah itu menjadi rekor perolehan medali untuk cabang olahraga Taekwondo. 

Namun, Malaysia gagal mencatat rekor yang sama ketika pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara ini kembali ke Kuala Lumpur pada 2001. Kala itu, Malaysia hanya berhasil mendapatkan tiga medali emas. 

Malaysia meraih medali emas taekwondo SEA Games terakhir di Laos pada 2009 melalui Chee Chew Chan pada nomor kyorugi putri kelas di bawah 80 kg. "Standar taekwondo di Asia Tenggara sangat tinggi dibandingkan ketika kami menjadi tuan rumah SEA Games pada 2001," kata Dhanaraj. 

Negara-negara seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam memiliki atlet kelas dunia dan memenangi medali di Olimpiade. Pada Kejuaraan Taekwondo Dunia di Korea Selatan pekan lalu, Thailan memenangkan dua medali perak dan satu medali perunggu. 

"Vietnam juga memiliki peraih medali perak. Jadi, SEA Games taekwondo adalah kompetisi tingkat tinggi," ujar Dhanaraj. 

Malaysia akan mengandalkan Rozaimi Rozali untuk mengakhiri paceklik medali emas. Rozaimi menyumbangkan medali emas lewat nomor kyorugi putra kelas 63-68 kg di Kejuaraan Taekwondo Asean di Perlis, Malaysia, Maret silam. 

Dhanaraj mengatakan Rozaimi juga tampil pada Kejuaraan Dunia di Korea Selatan. Dia menyebutkan dari enam taekwondoin, hanya Rozaimi yang lolos ke babak 32 besar. 

“Dia menang dua pertandingan tapi kami menariknya mundur di babak 32 besar. Dia terkena pukulan di bagian wajah dan kami tidak mau membuat risiko karena SEA Games sudah semakin dekat," kata dia. 

Duo Yong Jin Kun-Yap Khim Wen yang meraih medali emas di Perlis juga berpeluang meraih medali emas bulan depan di nomor poomsae berpasangan. 

Malaysia meraih tiga medali perak dan tiga medali perunggu pada SEA Games di Singapura dua tahun lalu. Vietnam menjadi juara umum dengan lima medali emas dan tiga perak. Indonesia menempati urutan keempat dengan dua medali emas dan satu perak. 

sumber : The Star
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement