Ahad 02 Apr 2017 07:33 WIB

Panitia Asian Games Ungkap Modus Penipuan Perekrutan Relawan

Asian Games 2018
Foto: skyscrapercity
Asian Games 2018

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Panitia Asian Games mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai modus penipuan yang mengatasnamakan perusahaan rekanan pemerintah dalam hal perekrutan petugas dan relawan (volunteer) yang saat ini sedang beredar melalui media sosial.

Koordinator Bidang Promosi Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (INASGOC) Nirmala Dewi di Palembang, Sabtu, mengatakan, ia menemukan sebuah pesan singkat yang dibagikan melalui media sosial Whatsapp yang isinya mengenai dibukanya lamaran menjadi panitia Asian Games.

Perusahaan yang mencoba menipu ini diketahui hanya mencantumkan alamat untuk mengirimkan surat berkas lamaran bagi yang berminat, tanpa mencantumkan nomor telepon. "Awalnya saya ditanya seorang teman, apakah benar saat ini sedang dibuka lamaran menjadi pantia sembari menyuguhkan buktinya. Langsung saya katakan, ini penipuan," kata Nirmala Dewi.

Ia mengatakan, hingga kini INASGOC baik di Jakarta maupun di Palembang, tidak pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan atau pihak ketiga manapun untuk merekrut panitia Asian Games.

"Sejauh ini belum ada sama sekali perekrutan lagi. Memang sebelumnya ada, tapi sifatnya mendata ulang kembali petugas-petugas seperti LO dan lainnya yang pernah bertugas pada SEA Games dan Islamic Solidarity Games di Palembang," kata Dewi.

Ia menjelaskan, pada saatnya nanti, INASGOC akan membuka secara resmi kesempatan bagi masyarakat umum untuk terlibat dalam Asian Games dengan menjadi relawan, workpost, dan lainnya. Mereka yang terlibat ini diperbolehkan dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, karyawan, hingga warga masyarakat biasa.

Menurut Dewi pada Asian Games mendatang, khusus di Kota Palembang akan dibutuhkan sekitar 6.000-an volunteer karena sejauh ini diperkirakan jumlah kontingen dan ofisial dari negara peserta berjumlah 15.000 orang.

"Kami berharap masyarakat waspada atas modus-modus seperti ini, apalagi sampai meminta sejumlah biaya untuk registrasi. Sekali lagi ini penipuan," kata Dewi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement