Selasa 02 Aug 2016 20:47 WIB

Dari Suriah ke Olimpiade, Gadis Pengungsi Berenang untuk Hidup

Olimpiade 2016 Rio De Janeiro
Foto: youtube.com
Olimpiade 2016 Rio De Janeiro

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON  --  Pada tahun lalu, Yusra Mardini, pengungsi dari Suriah, harus berenang untuk menyelamatkan jiwanya ketika perahu tumpangannya rusak dalam perjalanan ke Eropa, dan pada bulan ini, gadis remaja itu akan berenang dalam Olimpiade di Rio de Janeiro.

Yusra, anggota regu pengungsi (tim pengungsi pertama untuk olimpiade), berkisah tentang pengalamannya bersama saudarinya, Sara, ketakutan akan mati tenggelam, ketika perahu butut sarat penumpang mulai kemasukan air di Laut Tengah dalam perjalanan menuju Yunani.

Dia mulai terjun ke laut seperti sejumlah penumpang lain dan menahan perahu selama tiga jam di air sehingga dapat menyelamatkan 19 orang lain. "Pada saat di air, saya ketakutan. Kita tidak tahu apakah akan mati atau selamat," kata gadis 18 tahun itu dalam rekaman wawancara, yang disiarkan Organisasi Migrasi Internasional (IOM).

Mardini akan bertanding pada gaya bebas 100 meter, sebagai bagian dari 10 atlet dalam kelompok pengungsi yang akan ikut berparade dengan membawa bendera Olimpiade pada upacara pembukaan di Brasil, Jumat (5/8).

"Ketika saya harus berenang untuk nyawa, saya tidak tahu pasti bahwa saya akan berada di tempat saya sekarang ini," kata IOM mengutip pernyataannya.

Dua kakak-beradik itu sekarang hidup di Jerman, sejak meninggalkan rumah mereka di ibukota Suriah, Damaskus, yang diamuk perang, setahun lalu menuju Turki. Suatu malam mereka menumpang perahu kecil di pantai Turki bersama 20 orang lain. Jumlah tersebut tiga kali lipat dari daya tampung perahu.

"Sebelum naik perahu, orang mengatakan bahwa kamu akan mati," kata Sara kepada IOM dalam wawancara, yang disiarkan pada Senin (1/8). "Maka, hal pertama yang saya pikirkan ketika berada di perahu adalah kematian. Kami tidak memikirkan hal lain," katanya.

Ratusan orang meninggal ketika menyebrang di Laut Tengah dari Turki ketika mencoba mencapai Eropa dalam pelarian mereka dari konflik dan kekacauan politik di Timur Tengah dan tempat lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement