Selasa 29 Dec 2015 22:17 WIB

Dana Persiapan Asian Games Indonesia Kalah dari Korsel?

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Citra Listya Rini
Cendrawasih dengan nama Drawa jadi logo dan maskot Asian Games 2018.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Cendrawasih dengan nama Drawa jadi logo dan maskot Asian Games 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Perhelatan Asian Games 2018 di Indonesia tak lama lagi digelar. Hingga kini, masih banyak sarana serta prasarana yang perlu dibangun dan dibenahi untuk menyukseskan gelaran empat tahunan tersebut.

Dana Rp 10 triliun pun dianggarkan untuk mewujudkan lancarnya Indonesia menggelar Asian Games. Komite Olimpiade Indonesia (KOI) selaku pihak berwenang menyukseskan event multinasional ini juga sudah mulai berkerja.

Meskipun, dana Rp 10 tliriun itu masih kalah jauh dari yang penyelenggara Asian Games 2014 , Korea Selatan anggarakan. Saat itu, untuk menyukseskan Asian Games di Incheon, Korsel, pemerintah negeri Ginseng mengucurkan dana yang bila dikurskan ke dalam rupiah mencapai 20 triliun.

Ketua KOI Erick Thohir mengaku tak gusar dengan dana persiapan yang kalah besar ini, walau, banyak venue harus dibangun dan diperbaiki untuk Asian Games nanti.

“Saya rasa cukup dengan dana sejumlah itu, karena biaya pembangunan di Korsel dan di Indonesia kan beda. Di sini lebih murah, dari mulai harga bahan bangunan dan honor tenaga kerja,” kata Erick kepada Republika.co.id di kantor Mahaka Sports and Entertainment beberapa waktu lalu.

Erick mengatakan, KOI percaya dengan alokasi dana tersebut event Asian Games bisa sukses diselenggarakan. Hanya saja, menurut dia yang terpenting saat ini adalah dana itu bisa segera dikeluarkan agar pembangunan  dapat langsung dilakukan secepatnya.

Pria berusia 45 tahun ini mengatakan banyak pembangunan yang harus segera diselesaikan untuk menyambut Asian Games. Selain soal venue pertandingan, komplek bangunan bagi para atlet yang akan berlaga juga perlu segera dibangun. Komplek yang biasa dikenal sebagai kampung atlet itu harus segera dibangun karena membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya.

“Saya tidak melihat jumlah dananya, yang penting segera turun saja dulu. Karena kalau sampai OCA (Dewan Olimpiade Asia) melihat kita belum bangun apa-apa maka bisa jadi masalah. Terlebih satu, ini kontraktor China sudah mengintip. Bisa-bisa nanti mereka yang ambil alih pembangunan untuk Asian Games di sini,” ucap Presiden Inter Milan ini.

Erick mengatakan selain soal kejelasan dana, dia pun ingin agar transparansi dalam penggunaan biaya ini bisa terbuka. Presiden Inter Milan ini menegaskan, ia tidak ingin ada masalah di kemudian hari yang membuat KOI pimpinannya terkena imbas hanya karena luput soal transparansi anggaran.

“Ini penting, kami tak ingin di kemudian hari ada isu miring yang dipermasalahkan. Jadi selain kami harap dananya segera turun, kami juga ingin ada kebersihan dalam segala proses penggunaannya,” kata Erick.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement