Ahad 24 Nov 2013 15:57 WIB

Roy: Kami hanya berani mematok target raihan 120 medali di SEA Games Myanmar

Roy Suryo
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Roy Suryo

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pemuda dan olahraga (Menpora) Roy Suryo tidak berani mematok target Indonesia menjadi juara umum di SEA Games 2013 Myanmar, namun yakin target raihan medali bisa terpenuhi.

"Berat untuk bisa juara umum di Myanmar, mengingat banyaknya nomor cabang tambahan yang jelas Indonesia tidak punya peluang medali, ikut dipertandingkan oleh tuan rumah Myanmar," kata Roy Surya saat membuka kejuaraan equestrian The Gading Open 2013 FEI Jumping World Cup final liga Asia Tenggara, di Parompong, Bandung, Jabar, Minggu.

"Kami hanya berani mematok target raihan 120 medali di SEA Games Myanmar," katanya.

Menurutnya, beberapa cabang yang tidak lazim bagi Indonesia seperti Petangue, vovinam serta nomor-nomor olahraga tradisional Myanmar cukup menguntungkan tuan rumah Myanmar dan tidak menguntungkan Indonesia.

"Apalagi di cabang catur, banyak dipertandingkan nomor catur tradisional Myanmar, yang jelas atlet kami kurang menguasai," tambahnya.

Sementara menyinggung tentang peluang cabang berkuda, Menpora, masih yakin Indonesia bisa mendapat medali di nomor individu.

"Tapi nomor tim pun tidak mustahil medali emas bisa diraih," katanya.

Sedangkan dengan persyaratan kuda, Roy Suryo bisa memaklumi jika permakaian kuda harus yang disediakan tuan rumah Myanmar.

"Pertimbangan sulitnya karantina membuat atlet tidak boleh membawa kuda sendiri dari Indonesia, tapi kami maklum kok dengan itu," tambahnya.

"Atlet kami nanti akan beradaptasi dengan situasi yang ada," tambahnya.

Namun Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Federasi Equestrian Indonesia (EFI) Prasetiono Sumiskum justru berfikiran bahwa kuda yang disediakan Myanmar tidak serta merta menjadi keuntungan tuan rumah SEA Games.

"Myanmar kekurangan kuda, dan mereka mendatangkan 30 kuda baru dari Australia," katanya.

"Dengan kondisi itu tidak ada yang diuntungkan, karena tuan rumahpun juga harus beradaptasi dengan kuda baru," katanya.

"Dan nanti seorang atlet yang akan menunggangi empat kuda mempunyai waktu 30 menit untuk menjajal kuda," tambah Prasetiono Sumiskum.

Dikatakannya, atlet pelatnas juga melakukan pemanasan dan penajaman dengan mengikuti kualifikasi Asia bagi "jumping" di Parompong ini, berbarengan dengan event The Gading Open 2013.

"Kami di Parompong ini melakukan kualifikasi dengan tinggi rintangan 140 senti meter, sedang di Myanmar nanti hanya 1 meter," katanya.

"Saya pikir atlet kami nanti di Myanmar tidak akan mengalami kesulitan," tambahnya.

Atlet pelatnas selain mengikuti penajaman menjelang SEA Games 2013 dan Asian Games 2014 Korsel, juga melakukan kualifikasi FEI jumping World Cup final liga Asia Tenggara di Parompong.

Hasil kualifikasi World Cup Asia Tenggara adalah, urutan pertama diraih Kurniadi Katompo, kedua Ferry Wahyu Hadianto, dan ketiga Alvaro Menayang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement