Ahad 22 Sep 2013 23:12 WIB

ISG 2013 Dibuka Tanpa Api Kualdron

  Kembang api dinyalakan menandai dibukanya ajang olahraga Islamic Solidarity Games (ISG) III di Stadion Gelora Sriwijaya, Komplek Olahraga Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Ahad (22/9).  (Antara/Ismar Patrizki)
Kembang api dinyalakan menandai dibukanya ajang olahraga Islamic Solidarity Games (ISG) III di Stadion Gelora Sriwijaya, Komplek Olahraga Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Ahad (22/9). (Antara/Ismar Patrizki)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pesta Olahraga Negara-negara Islam (Islamic Solidarity Games/ISG) 2013 yang dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gelora Sriwijaya Komplek Olahraga Jakabaring Palembang, Ahad, ditandai dengan ditiadakannya atraksi penyalaan api kualdron yang selama ini menjadi tradisi pada pembukaan multi event di berbagai belahan dunia.

Ditiadakannya atraksi penyalaan api kualdron tersebut disebabkan oleh adanya keberatan dari sebagian negara Arab karena prosesi api kualdron tidak sesuai dengan syariah Islam.

Sebagai penanda dibukanya pesta olahraga yang diikuti sekitar 2000 atlet dari 44 negara itu, panitia hanya menyuguhkan atraksi kembang api yang menghiasi langit Jakabaring sekitar lima menit.

Dari serangkaian atraksi pembukaan, hanya penampilan tari kolosal berjudul "Spirit Islamic Solidarity" garapan koreografer Denny Malik yang sedikit menolong karena acara selebihnya berlangsung hambar, monoton dan terkesan seadanya.

Selebihnya hanyalah prosesi yang memang sudah umum seperti parade atlet yang setiap kontingen dibatasi sampai 20 orang, janji atlet dan wasit, pengibaran bendera dan pidato panitia dan presiden.

Di ruangan pusat media (main press center) yang juga berada di komplek olahraga Jakabaring, para wartawan malah lebih tertarik menyaksikan siaran langsung pertandingan final sepak bola Piala AFF U-19 antara tuan rumah Indonesia menghadapi Vietnam di Sidoarjo, Jawa Timur.

Dalam pidatonya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang didampingi Presiden Federasi Pekan Olahraga Negara Islam (ISSF) Faisal Abdul Azis, Ketua KOI Rita Subowo, Menpora Roy Suryo dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin itu secara khusus mengucapkan penghargaan kepada kontingen Mesir, Suriah dan Palestina yang tetap datang ke Palembang meski negara mereka dalam situasi sulit.

"Dalam kesempatan ini saya secara khusus ingin mengucapkan penghargaan atas kedatangan negara sahabat Mesir, Suriah dan Palestina yang tetap mengirim kontingen meski dalam kondisi sulit di negara mereka," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Lebih jauh Yudhoyono menyatakan bahwa "Harmony In Unity" menjadi tema ISG 2013 mempunyai pesan yang sangat mendalam, yaitu mengharapkan negara-negara Islam menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah melalui olahraga.

"Perhelatan olahraga seperti ini bukan semata untuk meraih presetasi tapi dapat memperkuat persatuan dan kebersamaan dan perdamaian. Mari kita buktikan kepada dunia bahwa kita bisa memberikan kontribusi perdamaian menuju dunia yang bermartabat, bukan dunia yang dipenuhi kebencian dan kekerasan," katanya.

Denny Malik, koreografer asal Jakarta, menghibur sekitar 16.000 penonton yang memadati stadion markas klub sepak bola Sriwijaya FC tersebut dengan menampilkan atraksi tari kolosal "Spirit Islamic Solidarity" dengan mengusung cerita masuknya agama Islam ke Sumatera Selatan pada abad ke-7.

Didukung oleh 500 penari yang berasal dari pelajar SMA di Palembang dan ditambah 100 penari profesional dari Jakarta, tarian diawali dengan Gending Sriwijaya yang menceritakan bahwa Kota Palembang sempat mengalami masa keemasan di zaman Kerajaan Sriwijaya.

Sebanyak 44 negara ambil bagian pada perhelatan olahraga negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam, yakni Aljazair, Azerbaijan, Brunei Darussalam, Burkino Fasao, Mesir, Guyana, Indonesia, Iran, Iraq, Kuwait, Libya, Maladewa, Maroko, Malaysia, Oman, Pakistan, Palestina, Qatar, Saudi Arabia, Sudan, dan Suriah, Tajikistan.

Kemudian, Turkmenistan, Turki, Uni Emirat Arab (UEA), Uganda, Yaman, Guinea, Mauritania, Gambia, Nigeria, Yordania, Togo, Pantai Gading, Senegal, Kamerun, Monzambik, Libanon, Tunisia, Somalia, Bahrain, Jibuti, Bangladesh, dan Chad.

Islamic Solidarity Games pertama digelar pada 2005 di Saudi Arabia dan ketika itu Indonesia hanya mampu membawa pulang satu emas, satu perak dan satu perunggu, sehingga harus puas berada di peringkat ke-18. Pada ISG 2013, tuan rumah Indonesia bertekad untuk memperbaiki posisi ke peringkat sepuluh besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement