Sabtu 21 Oct 2017 20:04 WIB

Rokok Elektronik Sama Berbahaya dengan Rokok Tembakau

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Gita Amanda
Penggunaan rokok elektronik tidak berarti lebih 'sehat' daripada rokok biasa.
Foto: ABC News
Penggunaan rokok elektronik tidak berarti lebih 'sehat' daripada rokok biasa.

REPUBLIKA.CO.ID, NORTH CAROLINA -- Menurut studi dari Universitas North Carolina Chapel Hill, rokok elektronik menyebabkan banyak penyakit paru-paru seperti produk tembakau. Laporan tersebut membandingkan sampel air liur dari perokok tembakau, perokok rokok elektronik dan bukan perokok. 

Periset menemukan bahwa perokok elektronik cenderung memiliki protein berbahaya yang terkait dengan penyakit paru-paru seperti COPD dan cystic fibrosis. Sehingga perangkat tersebut disimpulkam tidak lebih baik daripada rokok tembakau biasa. 
 
Dilansir Daily Mail, studi ini menyatakan bahwa rokok elektronik bukanlah jalan keluar yang ideal bagi perokok tembakau. Tahun lalu laporan Surgeon General mengklaim bahwa penggunaan rokok elektronik di kalangan siswa SMA melonjak 900 persen dari tahun 2011 dan 2015. Pada tahun yang sama, Lembaga Pemantau Makanan dan Obat-Obatan AS (FDA) menyamakan rokok elektroni dengan produk tembakau yang dipantau oleh pemerintah. 
 
Penelitian sebelumnya dari UCLA telah membuktikan bahwa rokok elektronik dapat menyebabkan kerusakan seumur hidup pada hati pengguna. Selain itu, sebuah laporan dari Universitas West Virginia juga menemukan bahwa satu embusan rokok dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung. 
 
Studi baru peneliti UNC mengamati 15 pengguna rokok elektronik, 14 perokok tembakau dan 15 bukan perokok. Status merokok peserta dikonfirmasi dengan tes urin. 
 
Studi tersebut mengungkapkan bahwa perokok elektronik memiliki peningkatan protein  terkait neutrofil-ekstraseluler (NET) di saluran udara mereka. Peningkatan protein NET dapat menambah resiko pada radang paru-paru. 
 
Protein dikaitkan dengan COPD dan fibrosis kistik, yang keduanya menyulitkan pasien bernafas. Perokok elektronik juga telah meningkatkan protein NET di luar paru-paru mereka, menurut penelitian tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kematian sel pada jaringan yang melapisi organ dan pembuluh darah. 
 
Penulis penelitian menghubungkan peningkatan ini dengan penyakit peradangan seperti psoriasis, lupus dan vaskulitis. Namun mereka mengatakan bahwa masih perlu lebih banyak penelitian  untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
 
Selain itu, analisis tersebut mengatakan bahwa perokok elektronik memiliki peningkatan risiko menderita bronkitis, asma dan bronkitis.
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement