Fadli Zon: Indonesia-Rusia Capai Sejumlah Kesepakatan

Ahad , 15 Oct 2017, 14:10 WIB
Fadli Zon bertemu dengan Ketua Parlemen Rusia mencapai kesepakatan kerja sama dalam sejumlah isu.
Foto: DPR RI
Fadli Zon bertemu dengan Ketua Parlemen Rusia mencapai kesepakatan kerja sama dalam sejumlah isu.

REPUBLIKA.CO.ID, SAINT PETERSBURG -- Menjelang pembukaan ke-137 Inter Parliamentary Union (IPU) di Saint Petersburg, Rusia, Ketua Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon berhasil membentuk kesepakatan bilateral dengan Wakil Ketua Senat Federasi Rusia Umakhanov. Mereka untuk saling dukung terhadap sejumlah proposal resolusi  IPU Assembly ke-137.

Dalam IPU Assembly ke-137, delegasi DPR RI memasukkan proposal emergency item terkait krisis Rohingya sebagai agenda pembahasan dalam sidang. Ketua Delegasi Indonesia Fadli Zon dalam pertemuan bilateral tersebut, meyakinkan Rusia untuk turut memberikan dukungan terhadap proposal emergency item yang diusulkan Indonesia.

"Delegasi Rusia sepakat untuk menjadikan krisis Rohingya sebagai agenda pembahasan dalam IPU ke-137," ujar Fadli seperti termuat dalam siaran pers.

Dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua DPR Fadli Zon juga menyinggung isu Papua Barat, yang belakangan ini aktif dikampanyekan oleh beberapa negara terkait hak asasi manusia. Fadli Zon menegaskan kepada delegasi Rusia bahwa Papua merupakan bagian integral Indonesia, dan meluruskan sejumlah tuduhan yang direkayasa atas adanya isu pelanggaran HAM.

Merespon hal tersebut, Wakil Ketua Parlemen Rusia Umakhanov memastikan negaranya mendukung Indonesia sepenuhnya. Melalui pertemuan bilateral tersebut, Wakil Ketua Senat Rusia itu juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada delegasi parlemen Indonesia, yang telah hadir dalam IPU ke-137 di Saint Petersburg.

Sebagai negara sahabat, dan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, kehadiran delegasi parlemen Indonesia pasti memberikan kontribusi yang konstruktif dalam pertemuan IPU. Hal ini ditandai dengan diterimanya hampir seluruh masukan delegasi parlemen Indonesia terhadap proposal resolusi yang diajukan Rusia dalam komite Demokrasi dan HAM.

Kemajuan demokrasi di Indonesia yang berdasarkan Pancasila menjadi pembelajaran penting bagi wacana demokrasi di dunia. "Bahwa, praktik demokrasi tidak dapat disamakan di setiap negara. Demokrasi memiliki akar sejarah, tradisi, dan latar belakang yang berbeda di tiap-tiap negara," ujar Fadli.

Hubungan Indonesia-Rusia sudah lama terjalin di berbagai bidang mulai ekonomi, politik, budaya dan pariwisata. Neraca perdagangan Indonesia - Rusia masih surplus untuk Indonesia dan masih bisa terus dikembangkan khususnya terkait bidang pertahanan.