Jumat 16 Sep 2011 08:47 WIB

Debit Air PDAM Lampung Selatan Menurun

Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,LAMPUNG  - Pasokan air bersih berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, untuk pelanggan di daerah itu mengalami penurunan debit akibat musim kemarau 2011.

"Debit air menurun dari 60 liter per detik menjadi 40 liter per detik," kata Direktur PDAM Tirta Jasa Lampung Selatan, Jun Suryo Wardhana, di Kalianda, Jumat (16/9). "Secara umum pasokan air bersih masih mencukupi untuk kebutuhan pelanggan."

Ia mengatakan bahwa musim kemarau memang cukup berpengaruh terhadap penurunan debit air. Meskipun, kondisinya belum mencapai kondisi mengkhawatirkan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.

Akibat musim kemarau 2011, pihaknya mengupayakan penambahan pemanfaatan sumber air dari satu menjadi dua lokasi di sekitar lereng Gunung Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.

Sumber air pertama di Sungai (Way) Canti, Desa Canti, yang mengalami penurunan debit air dari 60 menjadi 40 liter per detik kemudian dialihkan ke Sungai Ujau di Desa Rajabasa.

"Semua sumber air tersebut berfungsi maksimal untuk memasok kebutuhan air masyarakat daerah tersebut terutama Kota Kalianda dan sekitarnya," katanya. "Sumber mata air di Way Ujau juga memiliki kapasitas sama dengan yang ada di Way Canti.''

Dengan penambahan pemanfaatan mata air tersebut, pihaknya harus menambah anggaran untuk operasional agar pasokan air dari perusahaan daerah tersebut mampu mencukupi keperluan sehari-hari masyarakat terutama selama musim kemarau. Ia juga mengimbau kepada pelanggan PDAM Tirta Jasa untuk menghemat pemakaian air agar tidak mengakibatkan krisis air bersih. Meskipun pasokan air mencukupi, pelanggan harus tetap berhemat karena musim kemarau 2011 tidak dapat diperkirakan akan berlangsung sampai kapan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement