Senin 25 Sep 2017 17:27 WIB

Ada Lontar Bertuliskan Kisah Nabi Yusuf di Festival Naskah

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ratna Puspita
Lontar Yusup yang merupakan koleksi Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS). Berbagai koleksi naskah kuno dipamerkan pada Festival Naskah Nusantara III di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Senin (25/9).
Foto: Republika/Andrian Saputra
Lontar Yusup yang merupakan koleksi Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS). Berbagai koleksi naskah kuno dipamerkan pada Festival Naskah Nusantara III di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Senin (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Berbagai koleksi naskah kuno dipamerkan pada Festival Naskah Nusantara III di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah, pada Senin (25/9). Salah satu yang menarik yakni Lontar Yusup yang merupakan koleksi Javanologi UNS.

Lontar Yusup berisi cerita perjalanan hidup nabi Yusuf yang ditulis di media lontar dengan alat tulis Pangropa. Lontar Yusup memiliki panjang 40 cm, lebar 10 cm dan tebal 4 cm dengan tulisan aksara Jawa Kuno. Pada tembang pertama Lontar Yusup dengan Puh Ngasmaradana yang diawali tulisan basmalah.

Peergroup Javanologi UNS, Rahmat menjelaskan pada Lontar Yusup mengisahkan tentang perjalanan hidup nabi Yusuf. Dia menyebutkan seperti kisahnya diceburkan ke dalam sumur, bekerja pada seorang majikan, kelebihan nabi Yusuf yang mampu menafsirkan mimpi hingga menjadi raja.

Menurut Rahmat, teks Lontar Yusup masih populer di Banyuwangi sejak abad ke-18 sebagai kisah yang diceriitakan turun temurun hingga kini. “Di lontar Yusup ini gaya tulisan dan penyampaian kisah nabi Yusuf ini yang menarik, selain disampaikan dengan tembang untuk menyebutkan Tuhan ditulis dengan kata Hyang Suksma, kemudian Yusuf dengan Yusup,” kata Rahmat.

Rahmat menjelaskan Lontar Yusup diperoleh Javanologi UNS dari warga Belanda yakni Hubb Gaymans pada 2013. Ada 13 lontar yang dihibahkan Hubb Gaymans dan kini menjadi koleksi Javanologi UNS.

Kendati demikian, hanya tujuh lontar yang selesai diteliti dan berisi kisah perjalanan hidup nabi Yusuf dengan gaya penyampaian yang berbeda. “Sekarang kami masih meneliti sisanya apakah sama mengisahkan sejarah nabi Yusuf atau kisah lainnya,” katanya.

Dia menceritakan tujuh lontar itu berisi cerita yang sama namun dengan gaya penyampaiannya berbeda. “Mungkin karena penulisnya berbeda, karena tak dituliskan siapa pengarangnya,” kata dia.

Festival Naskah Nusantara III diikuti 21 institusi yang memamerkan berbagai koleksi naskah kuno. Selain pameran kolekso naskah kuno, pengunjung juga bisa mengikuti seminar, bedah buku hingga pagelaran seni musik tradisional. Festival nasah Nusantara III ini berlangsung hingga Jumat (29/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement