Selasa 19 Sep 2017 09:14 WIB

Simulasi Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza Digelar

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Avian influenza vaccine (illustration)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Avian influenza vaccine (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus influenza yang terus bermutasi dapat membuat pandemi influenza terjadi kapan saja. Untuk itu, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza demi meningkatkan kemampuan seluruh lapisan masyarakat dalam merespons sinyal pandemi influenza.

"(Simulasi) Diselenggarakan di Tangerang Selatan pada 19-20 September," ungkap Direktur Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI Wiendra Waworuntu dalam sosialisasi simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza di Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Selasa (19/9).

Simulasi ini mencakup semua komponen dalam manajemen risiko pandemi dengan pendekatan Whole Society. Artinya, simulasi ini melibatkan seluruh komponen dan lintas sektor, mulai dari tingkat pusat hingga masyarakat.

Salah satu tujuan diselenggarakannya simulasi ini adalah untuk menguji kemampuan pemerintah di tingkat pusat, provinsi, kabupaten hingga masyarakat lokal dalam memberi respons yang cepat dan tepat ketika sinyal pandemi influenza muncul. Simulasi ini juga diselenggarakan untuk menguji efektivitas protokol dan rencana kontijensi maupun operasional yang akan digunakan untuk penanggulangan episenter.

Ada beberapa lokasi yang telah dipilih sebagai tempat penyelenggaraan simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza. Salah satu lokasi utama penyelenggaraan simulasi adalah Kota Tangerang selatan yang meliputi Kelurahan Setu, Puskesmas Setu, Pasar BSD, RS Eka hingga kawasan Puspitek dan BATAN. Tiga lokasi utama lainnya adalah RSUD Tangerang, Bandara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Merak.

Daerah Tangerang Selatan dan Tangerang dipilih karena kasus pertama flu burung di Indonesia pada 2005 lalu terjadi di Tangerang. Meski diselenggarakan di Tangerang Selatan, simulasi ini dapat diadaptasi oleh provinsi maupun kabupaten lain di Indonesia.

Simulasi ini juga mendapatkan dukungan penuh dari World Health Organization (WHO). Ketua Tim Kedaruratan Kesehatan WHO untuk Indonesia Kwang Il Rim mengatakan latihan simulasi merupakan alat efektif untuk menguji dan melakukan evaluasi kapasitas yang telah ada.

"Untuk dapat melakukan mitigasi dampak dan melakukan pengendalian kedaruratan, kesiapsiagaan adalah kuncinya," terang Kwang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement