Jumat 29 Sep 2017 07:53 WIB

Industri Belum Penuh Manfaatkan Riset Perguruan Tinggi

Ilustrasi - Reaktor nuklir untuk riset di Anjungan Reaktor Nuklir di Puspiptek Serpong.
Foto: Antara/Muhammad Deffa
Ilustrasi - Reaktor nuklir untuk riset di Anjungan Reaktor Nuklir di Puspiptek Serpong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), Prof. Dr. Armai Arief, MA mengungkapkan belum sepenuhnya industri memanfaatkan hasil riset penguruan tinggi yang jumlahnya sangat banyak dikarenakan masih minimnya informasi dari riset tersebut.

"Banyak dari hasil riset itu akhirnya hanya tersimpan rapih di perpustakaan perguruan tinggi padahal isinya merupakan inovasi yang akan memberikan manfaat bagi industri apabila dikomersialisasikan," kata Armai dalam ajang penghargaan hasil riset dan inovasi perguruan tinggi di JCC Jakarta, Kamis (29/9).

Penghargaan hasil riset dan teknologi merupakan rangkaian kegiatan Pameran Internasional IPTEK dan Inovasi Pembelajaan Dari Berbagai Negara atau Global Education Supplies and Solution (GESS Indonesia) kerja sama ADI dengan Dirjen Penguatan Inovasi Ristekdikti di JCC Jakarta tanggal 27-29 September 2018.

Penghargaan, kata Armai, diberikan kepada dosen yang memberikan paparan hasil riset terbaik dihadapan dewan juri yang terdiri dari unsur pemerintah dan praktisi bisnis, terdiri dari Direktur Sistem Inovasi Kementerian Ristekdikti, DR. Ir. Ophirtus Sumule, DEA, Presiden Direktur PT Katama Suryabumi Kris Suyanto, Pengusaha Wanita Dewi Motik, serta Socentix CEO David Darmawan.

Armai mengatakan, belum banyak industri yang belum memanfaatkan inovasi karya anak bangsa membuat Indonesia dibanjiri produk impor dengan teknologi negara lain, padahal banyak dari teknologi tersebut serupa dengan hasil riset yang dikembangkan perguruan tinggi.

Armai yang juga Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan terkait dengan permasalahan tersebut ADI terpanggil untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk menjembatani penguruan tinggi dengan kalangan industri, hasilnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2016 diantaranya di sektor industri farmasi dan konstruksi.

Hal itu juga yang mendorong ADI menjalin kerja sama dengan Kemenristekdikti untuk memanfaatkan anggaran untuk pengadaan event pameran dan konferensi mengenai inovasi yang diikuti kalangan industri dan perguruan tinggi.

Menurut dia regulasi yang dikeluarkan pemerintah untuk menjembatani industri dan perguruan tinggi sudah memadai, salah satu diantaranya kebijakan paten untuk memberikan perlindungan kepada penemu/ inovator yang karyanya dimanfaatkan dalam skala komersial.

Bagi industri karya-karya inovasi ini sangat bermanfaat agar produk yang dihasilkan tidak tertinggal dengan negara lain agar tetap mampu berkompetisi. Kalau inovasi teknologi ini bisa didapat di dalam negeri dengan harga yang lebih terjangkau tentunya akan menguntungkan bagi industri ketimbang harus mendatangkan teknologi dari luar.

Lebih jauh Kris Suyanto mengungkapkan agar produk inovasi dapat diterima industri harus diketahui terlebih dahulu siapa inovatornya, kemudian siapa yang membimbing (akademisi), serta siapa promotornya.

Kris Suyanto yang perusahaanya pemegang paten konstruksi sarang laba-laba ini mengungkapkan dalam tiga unsur tersebut peran promotor sangatlah kuat, kemudian didukung regulasi pemerintah serta dilanjutkan dengan investasi.

"Kalau semua itu sudah dipenuhi maka hubungan inovasi dengan industri akan berlangsung dengan baik. Itu berdasarkan pengalaman saya menggeluti inovasi selama 30 tahun," kata Kris.

Kris juga mengatakan, hasil karya inovasi dalam ajang penghargaan inovasi dari kalangan perguruan tinggi semuanya bagus, namun pihaknya kemudian memilih yang paing aplikatif bagi industri ada 14 yang masuk nominasi, kemudian diseleksi lagi menjadi empat terbaik.

Dia mencontohkan karya inovasi rumah yang dapat dibongkar pasang (knock down) sangatlah bagus tetapi harus dicarikan material yang tepat agar dapat dipergunakan untuk program satu juta rumah yang tengah dijalankan pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement