Insiden Tolikara, DPR: Apapun Alasannya Tindak Kekerasan tak Dibenarkan

Selasa , 21 Jul 2015, 15:04 WIB
Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Tolikara, yang dibakar massa.
Foto: Twitter
Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Tolikara, yang dibakar massa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI, Mulfachri Harahap menilai insiden pada hari Idul Fitri di Tolikara, Papua, disusupi aktor intelektual.

Terlepas dari surat yang diedarkan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), menurutnya, ada pihak-pihak yang sengaja menggerakkan massa untuk melakukan tindak kekerasan.

"Apapun alasannya, tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan. Kemudian hukum harus bekerja dan menyelesaikan, terutama aktor intelektualnya,"  kata Mulfachri pada Republika, Selasa (21/7).

Hal ini karena, lanjutnya, negara telah menjamin pelaksanaan kegiatan beragama secara bebas dan merdeka. "Jadi, tidak boleh ada intimidasi dengan cara-cara seperti itu (penyerangan)," ujarnya.

Sebelumnya, insiden pembakaran Masjid terjadi di Tolikara pada Jumat (17/7) lalu. Insiden tersebut bermula saat masyarakat muslim setempat akan melakukan shalat Idul Fitri di Masjid. Selain Masjid, sejumlah rumah dan toko juga ikut terbakar dalam insiden itu.