Kamis 18 Jan 2018 16:30 WIB

Bau Busuk Limbah Pabrik PT RUM Resahkan Warga Sukoharjo

Rep: Andrian Saputra/ Red: Israr Itah
warga Nguter Sukoharjo memasang spanduk bertuliskan penolakan terhadap bau busuk dari PT  Rayon Utama Makmur.
Foto: Republika/Andrian Saputra
warga Nguter Sukoharjo memasang spanduk bertuliskan penolakan terhadap bau busuk dari PT Rayon Utama Makmur.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Beberapa bulan terakhir, warga Sukoharjo, Jawa Tengah, diresahkan dengan bau busuk yang berasal dari limbah pabrik PT Rayon Utama Makmur (PT RUM). Warga yang menghirup bau tersebut merasakan pusing dan mual-mual hingga harus menjalani perawatan. 

Kamis (18/1) siang, Republika.co.id mengunjungi pemukiman warga di Kecamatan Nguter, wilayah yang paling terdampak bau busuk lantaran posisinya yang berdekatan dengan pabrik. Bau busuk mulai tercium saat memasuki Desa Kedungwinong. Bau semakin menyengat berkali-kali lipat ketika memasuki Desa Plesan yang hanya berjarak sekitar satu kilometer dari pabrik. 

Di sepanjang jalan menuju pabrik PT RUM, banyak terpasang spanduk bertuliskan kecaman-kecaman warga setempat akan bau busuk yang diduga berasal dari limbah pengolahan di PT RUM. "Kami sudah tak kuat, baunya itu bikin pusing dan mual-mual," tutur Purwadi, Kepala Dusun Tengklik Desa Plesan. 

Purwadi mengatakan bau itu dirasakan warga sejak pabrik tersebut mulai beroperasi membuat bahan benang pada Oktober tahun lalu. Mulanya warga saling curiga mengira ada septic tank salah satu warga yang bocor. Namun, ternyata bau tersebut tak hanya dirasakan warga Plesan. 

Warga di 16 desa di Nguter pun merasakan bau yang sama. Bahkan bau itu pun menyebar sampai Selogiri, Wonogiri, dan Jummapolo, Karanganyar.

Setiap hari, warga harus merasakan bau busuk yang tak sedap dihirup. Alhasil sebagian warga yang tak kuat dengan bau tersebut, terpaksa harus menggunakan masker dalam menjalani aktivitas kesehariannya. 

Bau tersebut juga mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah-sekolah. Siswa di beberapa sekolah di Nguter harus menggunakan masker saat di sekolah. 

"Baunya itu kadang pagi, kadang siang, kadang malam nggak tentu. Ikut arah angin. Kalau angin pas ke sini (Plesan) itu sampai kepala pusing, tenggorokan kering, yang tak kuat sampai muntah-muntah," tutur Suyadi, Kepala Dusun Plesan Desa Plesan. 

Telah berkali-kali warga melakukan mediasi dengan jajaran PT RUM. Warga meminta agar pabrik tersebut menyelesaikan permasalahan bau yang berasal dari limbah pabrik itu. Namun, hingga saat ini masalah itu belum juga terselesaikan. 

Republika.co.id pun menyambangi pabrik tersebut. Namun tak satu pun pejabat pabrik yang berkenan untuk ditemui. Hingga saat ini, PT RUM belum memberikan keterangan. Petugas keamanan pabrik mengatakan para petinggi pabrik tengah berada di Kantor DPRD Sukoharjo.

PT RUM sebenarnya tengah mengerjakan proyek pembuatan pipa penyaluran limbah pabrik. Republika.co.id pun sempat melihat sejumlah pekerja yang sedang menyelesaikan pemasangan pipa besar menggunakan alat berat di sungai Plesan yang tak jauh dari pabrik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement