Bangun Bandara Kulon Progo Harus Didukung Studi Mitigasi

Selasa , 10 Oct 2017, 14:30 WIB
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo.
Foto: DPR RI
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo.

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Wakil Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat republik Indonesia (DPR RI) dalam rangka peninjauan infrastruktur dan transportasi ke Kabupaten Kulon Progo Sigit Sosiantomo menegaskan, pentingnya studi mitigasi secara komprehensif dalam pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, Senin (9/10).

 

Menurut Wakil Ketua Komisi V DPR tersebut, studi mitigasi terhadap wilayah atau daerah yang akan dijadikan sebagai bandara bertaraf internasional untuk mengetahui berbagai potensi bencana alam seperti gempa, tsunami, gunung meletus dan sebagainya sehingga bisa mengantisipasi dan meminimalisir dampak bencana tersebut.

 

"Fokus Kunspek ini dalam rangka meninjau Bandara Kulon Progo atau New Yogyakarta International Airport. Ground breaking dilakukan 7 Januari 2017 oleh Presiden Joko Widodo. Komisi V DPR ingin memastikan proses pembangunan dan infrastruktur pendukung untuk mempermudah mobilitas penumpang dan logistik nantinya," ujar Sigit dalam sambutannya.

 

Politikus PKS ini juga berharap dapat menginventarisir permasalahan-permasalahan yang masih terjadi terkait dengan pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), Kementerian Perhubungan serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi selaku mitra Komisi V DPR di Kabupaten Kulon Progo ini.

 

Sementara itu Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo berharap pembangunan Bandara di Kulon Progo mampu memenuhi standar pelayanan bandara bertaraf internasional, tapi juga bisa memberi multiplier effect yang bisa memacu perkembangan ekonomi, aktivitas bisnis dan usaha kecil menengah (UKM).

 

"Geliat kegiatan pariwisata Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan akan memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui UKM," kata Hasto.