Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Pimpinan MPR Hadiri Kenduri Kebangsaan Presiden RI di Aceh

Sabtu 22 Feb 2020 23:11 WIB

Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2). Kunjungan dilakukan dalam rangka menghadiri acara

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2). Kunjungan dilakukan dalam rangka menghadiri acara

MPR berharap Kenduri Kebangsaan bisa kembali menyatukan masyarakat Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2). Kunjungan dilakukan dalam rangka menghadiri acara 'Kenduri Kebangsaan Rakyat Aceh Bersama Presiden RI' yang digagas Yayasan Sukma dan Forum Bersama Anggota DPR-DPD RI Asal Aceh (FORBES).

Dalam kunjungan tersebut, Lestari Moerdijat bersama Presiden RI Joko Widodo serta beberapa tamu kehormatan seperti beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Wali Nanggore Aceh Malik Mahmud Al Haytar, Forkopimda se Aceh, Pembina Yayasan Sukma Surya Paloh, Rektor perguruan tinggi se Aceh, para ulama dan tokoh masyarakat se Aceh, disambut meriah sekitar lima ribu rakyat Aceh yang memadati lokasi acara utama di halaman Sekolah Sukma Bangsa Bireuen.

Dalam keterangannya di sela-sela acara, Pimpinan MPR dari partai NasDem yang juga Ketua Yayasan Sukma ini mengungkapkan bahwa acara Kenduri Kebangsaan yang berslogan #DariAcehUntukIndonesia tersebut, pada awalnya digagas karena kegelisahan tokoh-tokoh masyarakat Aceh tentang kondisi masyarakat Aceh yang terbelah dan berpotensi pecah pasca pemilu legislatif serta pemilu Presiden yang lalu.

"Padahal di tingkat pusat semuanya sudah melakukan rekonsiliasinya, tapi di tingkat bawah 'goyangannya' masih luar biasa.  Seperti pendulum, makin ke bawah makin keras goyangannya.  Makanya banyak tokoh masyarakat Aceh seperti Pembina Yayasan Sukma Surya Paloh berkeinginan untuk menggelar rekonsiliasi masyarakat Aceh," tuturnya.

Rekonsiliasi dalam bentuk Kenduri Kebangsaan, lanjut Lestari, kemudian dipilih karena kenduri merupakan kearifan lokal di Aceh yang sudah menjadi budaya dan tradiri yang sudah mengakar kuat di masyarakat Aceh.  Dimana ketika melakukan kenduri, semua orang duduk bersama, sama rata dan sama rasa.  Dan ketika acara kenduri selesai, maka seluruh yang hadir menjadi menyatu, melupakan segala perbedaan yang pernah ada.

"Pada intinya, kenduri kebangsaan ini diharap akan meningkatkan kembali semangat keacehan, keislaman dan keindonesiaan," katanya.

Kehadiran Presiden RI Joko Widodo pun tak lepas dari perhatian Lestari.  Kehadiran Presiden di acara rakyat, menurutnya, patut diberikan apresiasi sebesar-besarnya.  "Kehadiran Presiden sangat saya apresiasi. Bukti beliau sangat concern kepada upaya persatuan rakyat," tandasnya.

Acara kenduri kebangsaan sendiri berlangsung sejak pagi hari hingga tengah hari.  Di awali dengan pagelaran seni budaya khas Aceh antara lain tari Saman Gayo dan pembacaan puisi serta aksi teatrikal tentang budaya Aceh yang penuh kebhinnekaan, serta pameran berbagai produk UMKM berbagai daerah di Aceh.

Hanya saja yang paling menarik ribuan pengunjung adalah pameran kuliner kenduri khas berbagai wilayah di Kabupaten Bireuen berbahan dasar daging sapi dan kambing seperti kari daging khas Beurawang dan Meunasah Dayah, dimana para pengunjung bisa menikmati kuliner tersebut secara gratis.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler