REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- MPR kembali menyelenggarakan Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di desa Bugel, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (28/11) malam. Ribuan warga masyarakatdatang dan menyaksikan pentas wayang yang dimainkan Ki Masnanto, atau yang terkenal dengan sebutan Ki Dalang Mbeling.
Pagelaran Wayang Kulit dengan Lakon Wibisono Minandito, itu dibuka oleh anggota Fraksi Partai Golkar MPR RI Bowo Sidik Pangarso. Bowo Sidik mengingatkan, Sosialisasi Empat Pilar adalah tugas dan acara negara. Bahkan undangannya pun yang mengeluarkan adalah MPR, salah satu lembaga negara yang eksistensinya diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Karena itu, Bowo Sidiq menyesalkan jika ada yang mengaitkan, kegiatan Sosialisasi, ini sebagai ajang kampanye jelang pemilu serentak April 2019. Acara Sosialisasi, ini kata Bowo Sidik sangat penting. Karena pascareformasi, para pemimpin takut bicara soal Pancasila. Dianggapnya, Pancasila merupakan pemicu hancurnya ekonomi dan tatanan sosial bangsa Indonesia. Padahal, apa jadinya bangsa Indonesia jika melupakan jatidiri dan ideologi Pancasila
Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di desa Bugel, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (28/11) malam.
"Lalu, Pimpinan MPR berinisiatif mensosialisasikan kembali Pancasila beserta UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI," kata Bowo.
Sosialisasi Empat Pilar dilakukan, karena Pimpinan MPR sadar, kalau Pancasila hilang maka hilang pula bangsa Indonesia. Karena itu, Pancasila harus dipertahankan jangan sampai hilang dari bumi Indonesia.
Senada dengan Bowo Sidik, Kepala Biro Humas MPR RI Siti Fauziah menegaskan, MPR Memiliki berbagai metode dalam melaksanakan Sosialisasi Empat Pilar. Antara lain, cerdas cermat, outbond, TOT, seminar, perkemahan hingga pentas kesenian tradisional. Jadi tidak benar, jika kegiatan pementasan wayang dikaitkan dengan pemilu. Karena kegiatan sosialisasi sudah dilakukan jauh-jauh hari, diberbagai daerah di Indonesia.
"Selain tontonan, pementasan wayang kulit juga memiliki tuntunan, agar kita bisa menjalani kehidupan berbangsa dan bermasyarakat secara baik dan benar. Inilah salah satu maksud diselenggarakannya sosialisasi menggunakan metode pementasan wayang kulit," kata Siti.