Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Ketua MPR Kampanyekan Friendly Competition

Jumat 26 Oct 2018 18:53 WIB

Red: Gita Amanda

Ketua MPR menghadiri Kemah Kebangsaan.

Ketua MPR menghadiri Kemah Kebangsaan.

Foto: MPR
Kemah kebangsaan diharapkan bisa membuat wawasan kebangsaan pemuda tumbuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulkifli Hasan (Zulhasan) sambangi kegiatan Kemah Kebangsaan para anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) bertema "Bersatu Dalam Perbedaan". Acara ini diikuti sekitar 500an anggota Menwa perwakilan berbagai perguruan tinggi se-Jabodetabek, di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Jumat (26/10).

"Saya melihat mereka luar biasa kedisiplinannya dan sangat cinta Tanah Air. Memang sangat penting mendidik pemuda-pemuda seperti ini. Dengan latihan dan didikan soal wawasan kebangsaan diharapkan akan tumbuh generasi penerus yang rasa cinta kepada bangsa, negara serta menjaga persaudaraan sesama anak bangsa," katanya seperti dalam siaran pers.

Diungkapkan Zulhasan, munculnya pemuda-pemuda Indonesia yang tangguh serta memiliki wawasan kebangsaan yang kuat maka diharapkan Indonesia akan mampu bertahan dari berbagai potensi masalah seperti tahun politik 2019 mendatang yang luar biasa potensi konfliknya.

"Kepada para Menwa ini saya juga berpesan agar jangan ikut-ikut panasnya tahun politik, camkan bahwa pileg dan pilpres 2019 adalah pesta demokrasi yang biasa saja, hal rutin dalam demokrasi kita.  Mari kita kampanyekan Friendly Competition seperti 'Teletubbies' saling berangkulan serta dalam bertarung yang diadu adalah konsep dan gagasan," ujarnya.

Zulhasan mengingatkan bahwa yang juga harus diwaspadai saat ini adalah banyak hal yang sedemikian cepat membuat massa marah. Seperti kasus pembakaran bendera tauhid di Garut yang saat ini persoalan sedang ditangani pihak berwajib.

"Untuk kita, sudahlah hentikan pro kontra dan keributan seputar kasus tersebut lebih baik saling memaafkan. Hentikan keributan antar anak negeri karena tidak ada manfaatnya dan hanya menguras energi," tandasnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler