Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Makin Maraknya Ketimpangan Moral, Pelajaran PMP Dirindukan

Rabu 10 Oct 2018 17:48 WIB

Red: Gita Amanda

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di aula Kecamantan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (10/10).

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di aula Kecamantan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (10/10).

Foto: MPR
Bangsa Indonesia mengalami satu kehilangan yang besar yakni pendidikan moral.

REPUBLIKA.CO.ID, BABULU -- Moral adalah nilai yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tanpa moral maka akan tumbuh subur banyak ketimpangan sosial yang marak di masyarakat dan sudah menjadi fakta terjadi di tengah masyarakat seperti fenomena LGBT, korupsi dan radikalisme.

Melihat maraknya ketimpangan moral tersebut membuat masyarakat Indonesia jengah dan menyadari bahwa bangsa Indonesia mengalami satu kehilangan yang besar yakni pendidikan moral dan pemahaman nilai-nilai Pancasila.

"Gejala rindunya masyarakat terhadap pendidikan moral Pancasila terlihat dengan makin gencarnya berbagai elemen dan kelompok masyarakat mengajukan permohonan Sosialisasi Empat Pilar MPR, sampai kami kewalahan dan membuat jadwal saking banyaknya permohonan tersebut," kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di aula Kecamantan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (10/10).

Rakyat, lanjut Mahyudin, juga sangat merindukan kembalinya Pendidikan Moral Pancasila (PMP) kembali diajarkan di sekolah-sekolah. Ini untuk membentengi rakyat Indonesia terutama generasi muda dari serbuan ketimpangan moral yang luar biasa merusak.

"Artinya apa, rakyat sebenarnya sangat merindukan apa-apa yang baik di era dahulu seperti pelajaran PMP tersebut. Sebab, Pancasila sebenarnya bukan sesuatu yang didoktrinkan yang diambil dari luar dan dipaksa dimasukkan dalam kepala rakyat Indonesia.  Pancasila itu lahir dari jiwa dan karakter rakyat Indonesia sendiri," ujarnya.

Diungkapkan Mahyudin, hilangnya sesuatu yang bernilai di Indonesia memang kesalahan bangsa Indonesia sendiri yang terkadang kurang menghargai nilai bangsa sendiri dan terlalu kagum dengan nilai-nilai asing yang belum tentu bahkan kebanyakan tidak kompatibel dengan pribadi dan karakter rakyat Indonesia.

"Jadi tidak semua yang dari luar itu bagus, inilah tantangan kita bersama-sama menghargai, bangha terhadap nilai-nilai kita sendiri dan menyeleksi nilai-nilai luar baik atau malah merusak," tandasnya.

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan tema 'Merawat Persatuan Dalam Keragaman Demi Kedamaian dan Persatuan Bangsa" berlangsung selama satu hari. Kegiatan ini hasil kerja sama MPR RI dengan Bina Kesehatan Pemuda Indonesia Kecamatan Babulu dan dihadiri perangkat desa Babulu Darat, aparatur desa dan kecamatan serta sekitar 300 lebih masyarakat desa Babulu Darat dan masyarakat sekitar kecamatan Babulu.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler