Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Mahyudin: Berideologi Pancasila, Ayo Jadi Bangsa Produktif

Ahad 03 Jun 2018 10:24 WIB

Red: Friska Yolanda

Wakil Ketua MPR Mahyudin

Wakil Ketua MPR Mahyudin

Foto: Humas MPR
Mahasiswa harus menjadikan Pancasila sebagai sebagai perilaku.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Mengapa Pancasila perlu disosialisasikan? Begitu pertanyaan Wakil Ketua MPR Mahyudin kepada ratusan mahasiswa yang memenuhi Aula Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Savtu (2/6). Pertanyaan itu dijawab, karena bangsa ini mudah lupa.

Bangsa ini telag dijajah selama 350 tahun oleh Belanda. Yang ini saja, katanya, bangsa ini lupa. Akibat lupa itu, kita tidak pernah merasakan bagaimana rasanya dijajah.

Menurut Mahyudin, bangsa penjajah bukan bangsa yang hebat. "Kita yang beragam suku dan bahasa saat itu mudah dihasut dan diadu domba," ungkapnya.

Pria asal Kalimantan Timur itu bersyukur akhirnya bangsa kita merdeka. Mahyudin mengutip pidato Soekarno di depan anggota BPUPKI pada 1 Juni 1945, bahwa untuk merdeka kita tak perlu memikirkan hal-hal yang njlimet. "Kita harus merdeka sekarang juga", ujar Mahyudin mengutip kata Soekarno saat itu.

Saat itu, bangsa Indonesia masih dalam  kondisi miskin dan bodoh. Mahyudin menyebut hal yang demikian bukan halangan. "Arab Saudi merdeka, kondisinya juga sama," ungkapnya.

Dalam keadaan miskin tak punya uang malah membuat kepedulian dari masyarakat sendiri. Masyarakat Aceh misalnya, mengumpulkan uang, emas, dan barang berharga lainnya untuk membeli pesawat.

Sebagai bangsa yang berumur 73 tahun, dibandingkan dengan Amerika Serikat dan negara maju lainnya yang sudah ratusan tahun merdeka, Mahyudin mengakui bangsa Indonesia masih tertinggal di beberapa bidang. "Mereka maju wajar karena kita baru merdeka," paparnya. Akibatnya, bangsa ini juga baru belajar demokrasi.

Dalam kemerdekaan, Mahyudin mengajak  semua untuk mengisi pembangunan. "Dalam era kemerdekaan kita harus cerdaskan kehidupan bangsa," tegasnya.

Untuk meningkatkan bangsa Indonesia dari bangsa berkembang menjadi bangsa yang maju, Mahyudin mendorong agar pendidikan masuk dalam area riset agar mampu menciptakan teknologi. Untuk itu diharapkan perguruan tinggi harus memikirkan riset.

Menjadi bangsa yang mampu menciptakan teknologi bagi Mahyudin sangat penting. "Agar kita tak menjadi bangsa konsumtif," ungkapnya.

Dikatakannya, sedikit-dikit masyarakat membeli ponsel jenis baru. "Akhirnya uangnya lari ke luar negeri," sesalnya. Dengan menjadi bangsa produsen teknologi membuat bangsa ini tak silau dengan budaya barat.

Pentingnya bangsa ini mengedepankan sumber daya manusia lewat pendidikan, sebab Mahyudin mengungkapkan sumber daya alam akan habis. "Batu bara dan tambang lainnya di Kalimantan Timur kelak akan habis", ucap mantan Bupati Kutai Timur itu.

Untuk mendukung semua paparan di atas, bangsa ini harus paham dengan ideologi Pancasila. Sebagai bangsa yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, Mahyudin ingin Pancasila menjadi perilaku keseharian. "Mahasiswa di Samarinda harus menjadikan Pancasila sebagai sebagai perilaku," tegasnya. Pancasila menurutnya sangat istimewa sebab melindungi semua. Kehebatan Pancasila ini menjadi pujian bagi bangsa lain. "Soekarno pun mensosialisasikan Pancasila di saat Sidang Majelis Umum PBB tahun 1950," paparnya.

Soal Pancasila bagi Mahyudin tak perlu diperdebatkan lagi. Pancasila mulai 1 Juni 1945, 22 Juni 1945, dan 18 Agustus 1945, merupakan satu rangkaian proses. "Jadi 1 Juni sampai 18 Agustus merupakan bulan Pancasila," tegasnya.

Anggota MPR Heti Latifah, dalam sosialisasi tersebut menyebut Pancasila merupakan ideologi yang cocok bagi Indonesia. Untuk itu dirinya mengajak pada semua untuk menjadikan Pancasila sebagai perilaku keseharian. "Dengan Pancasila kita tangkal ideologi yang tak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa," ujar alumnus ITB itu.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler