Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

MPR Apresiasi Sosialisasi Empat Pilar di Dibalut Budaya

Jumat 06 Apr 2018 02:08 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Gita Amanda

Sesjen MPR RI Ma'ruf Cahyono.

Sesjen MPR RI Ma'ruf Cahyono.

Foto: MPR RI
Ini merupakan salah satu bentuk silaturahmi untuk merawat ke-Indonesia-an.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menjalin kerja sama dengan Universitas Galuh, bertepatan dengan Dies Natalis XX, perguruan tinggi yang berdiri pada tahun 1998 itu, Kamis (5/4). Di hadapan civitas akademika Universitas Galuh, Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono dan Rektor Universitas Galuh Yat Rospia Brata, menandatangani kerja sama Sosialisasi Empat Pilar.

Dalam Dies Natalis yang diisi dengan beragam tari dan seni Sunda tersebut juga hadir para raja dan sultan yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara. Dalam sambutan sekaligus Sosialisasi Empat Pilar, Ma'ruf Cahyono mengatakan acara yang dihadiri itu merupakan salah satu bentuk silaturahmi untuk merawat ke-Indonesia-an.

Tampilan acara yang penuh diisi dengan sajian budaya Kerajaan Galuh. Ma'ruf mengatakan sajian budaya Kerajaan Galuh di acara ini bukti Universitas Galuh telah menjalankan mandat MPR dalam menjalan sosialisasi.

Diungkapkan dia, selama ini sosialisasi Empat Pilar MPR dari kampus ke kampus tidak seperti ini. Di Universitas Galuh, Ciamis, mempunyai ciri sendiri, mengedepankan budaya dalam merawat Indonesia.

"Saya apresiasi," ujarnya.

Ma'ruf Cahyono mengakui bangsa Indonesia muncul dari keberagaman, baik itu agama, budaya, suku, dan bahasa. Meski demikian dirinya mengharap agar keragaman itu tidak dipertentangkan.

"Jangan didikotomikan antara agama dan budaya. Sebab kita tak ingin Indonesia hilang. Kita tak rela Indonesia bubar," ujarnya.

Bagi Ma'ruf Cahyono, keragaman yang ada merupakan jati diri bangsa yang harus dipertahankan.Diakui untuk mewujudkan bangsa yang bernuansa keragaman tak mudah. Untuk itu keragaman yang ada harus dirawatnya. "Jangan sampai muncul perpecahan karena beda pemahaman mengenai Bhinneka Tunggal Ika," paparnya.

Keragaman budaya yang ada, menurut Ma'ruf Cahyono, diharapkan menjadi frame untuk mencapai tujuan Indonesia. "Tak hanya ke dalam namun juga mendunia. Budaya nasional harus dapat memperkokoh NKRI. Budaya harus memperkokoh ideologi bangsa," tegasnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler