Wednesday, 8 Syawwal 1445 / 17 April 2024

Wednesday, 8 Syawwal 1445 / 17 April 2024

Ali Taher: Sosialisasi Empat Pilar di Papua Sangat Strategis

Senin 15 Jan 2018 19:40 WIB

Red: Gita Amanda

Anggota MPR M Ali Taher Parangsong.

Anggota MPR M Ali Taher Parangsong.

Foto: MPR RI

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kepada generasi muda di Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (15/1), anggota MPR M Ali Taher Parangsong mengatakan sosialisasi di Sorong merupakan kegiatan yang strategis sebab provinsi ini sering dibincangkan dalam isu domestik maupun internasional. Isu seperti ini menurutnya, harus segera direspons terutama oleh Pemerintah dan Parlemen.

Disebut, dalam perbincangan domestic persoalan yang selalu muncul adalah soal kesenjangan ekonomi, masalah infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. “Juga persoalan tol laut yang belum memberikan hasil maksimal meski pemerintahan sekarang sudah berjalan tiga tahun,” paparnya.

Ditegaskan oleh pria kelahiran Flores, Nusa Tenggara Timur, masyarakat harus menjaga agar Indonesia tidak boleh retak. Untuk menjaga keutuhan NKRI di mana Papua sering dijadikan isu internasional di PBB maka diharapkan pemerintah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, menciptakan lapangan pekerjaan terutama untuk anak-anak muda Papua.

Lebih lanjut dikatakan, anak-anak muda Papua harus diberi semangat agar mampu mengembangkan sikap toleransi yang bagus, meningkat kualitas pendidikannya, dan semakin terampil. “Sehingga mereka menjadi mandiri,” harapnya.

Diakui oleh Ali Taher dirinya belum melihat aspek pembangunan yang menyentuh orang Papua terutama masalah sumber daya manusia. Dirinya memberi kiat ada dua hal yang harus dibangun di Papua pada perguruan tinggi yang ada, yakni, pertama, membangun fakultas pertanian, perkebunan, dan perikanan. Kedua, membangun fakultas teknik tetapi berorientasi pada teknik kemaritiman kapal karena di sini daerah kepulauan.

“Banyak kapal hilir mudik di laut Papua,” ujarnya.

Dengan membangun fakultas teknik perkapalan maka Papua tidak tergantung pada teknik perkapalan yang ada di Surabaya, Jawa Timur dan Batam, Kepulauan Riau. Sorong menurutnya, harus menjadi basis teknologi kelautan yang ada di Indonesia timur sehingga bisa memberdayakan perguruan yang ada di wilayah ini.

Bila kondisi yang demikian sudah tercipta maka akan lebih mudah untuk memberi pencerahan kebangsaan kepada generasi muda dan tokoh masyarakat mengenai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Sosialisasi Empat Pilar menjadi sebuah keniscayaan,” ujarnya.

Isu mengenai ke-bhineka-an dan NKRI diakui sangat penting di Papua. Untuk itu Ali Taher bersyukur bisa melakukan sosialisasi di Sorong. “Saya melihat masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam kapasitas pemahaman kebangsaan,” ungkapnya seperti dalam siaran pers.

Diuraikan, pemahaman kebangsaan yang paling penting adalah  memberikan rasa nyaman kepada warga negara terutama mengenai isu sadang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Diharapkan setiap pejabat pusat yang melakukan kunjungan ke Papua haraus bias memberikan implikasi terhadap pembangunan yang nyata bukan sekadar di atas konsep.

Dinyatakan, sebagai wakil rakyat dirinya sering menemukan masalah yang ada di Papua. Masalah itu kemudian diteruskan dalam rapat-rapat kerja di DPR. “Selanjutnya diteruskan dalam program kerja dan intervensi anggaran,” ungkapnya.

Sosialisasi yang dilakukan, menurut Ali Taher, merupakan kegiatan yang sungguh-sungguh bukan sekadar mengisi kekosongan tugas MPR. Sosialisasi juga untuk meyerap aspirasi masyarakat termasuk merespons kemauan masyarakat dalam berbagai hal. Oleh  karena itu menurut Ali Taher, Empat Pilar betul-betul harus diberikan dan disosialisasikan agar masyarakat menyadari hakekat dan kewajiban dalam berbangsa dan bernegara.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler