Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Belajar dari Suriah, MPR: Penting Jaga Persatuan

Senin 13 Nov 2017 17:06 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih

Wakil Ketua MPR Mahyudin.

Wakil Ketua MPR Mahyudin.

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, SANGATTA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin membuka dan memberi pengantar Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada generasi muda yang tergabung dalam KNPI Kabupaten Kutai Timur di Kantor Bupati Kutai Timur, Sangatta, Kalimantan Timur, Senin (13/11). Dalam sosialisasi ini Mahyudin menayangkan tragedi yang terjadi di Suriah akibat provokasi dan adu domba.

"Apakah kita mau seperti Suriah," tanya Mahyudin kepada ratusan peserta sosialisasi usai penayangan film pendek tentang kondisi Suriah.

Para peserta sosialisasi Empat Pilar MPR pun serentak menjawab tidak ingin seperti Suriah. Dari tayangan itu Mahyudin menegaskan bahwa provokasi dan adu domba telah membuat umat (rakyat) Suriah terbelah. Bukan hanya rakyat, perpecahan juga terjadi di kalangan ulama dan pemimpin negara itu.

"Kita bersyukur Indonesia tidak mengalami kejadian seperti di Suriah. Karena itu jaga persatuan dan kesatuan," ucap Mahyudin.

Sosialisasi Empat Pilar MPR, menurut Mahyudin, adalah untuk menanamkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati dan siap berkorban untuk NKRI. "Hati-hati. Persatuan jangan kita pertaruhkan. Sosialisasi Empat Pilar MPR ini adalah untuk menjaga persatuan," ujarnya.

Mahyudin meminta generasi muda untuk tidak melupakan sejarah. Belanda bisa menjajah Indonesia ratusan tahun karena politik divide et impera atau politik pecah belah dan adu domba. "Jasmerah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Jangan mengulangi sekali lagi pecah belah dan adu domba," kata Mahyudin.

Para pendiri bangsa, kata Mahyudin, sepakat mendirikan NKRI untuk memayungi ratusan suku bangsa, ribuan pulau, agama yang beragam. "(NKRI) ini jangan diutak-atik," kata dia.

Indonesia adalah bangsa yang hebat karena bisa menyatukan keragaman dan kemajemukan rakyatnya. Mahyudin mencontohkan Belgia tidak bisa menyatukan dua etnis (Perancis dan Belanda), begitu pula dengan bangsa Arab yang sulit bersatu. Indonesia negara ajaib karena bisa mempersatukan keragaman.

"Banyak orang (pihak atau bangsa lain) yang tidak suka Indonesia bersatu. Tanpa Pancasila, Indonesia tidak pernah ada. Jika Pancasila diganti, NKRI bisa bubar. Jangan mau dipecah belah," ucap Mahyudin.

Sosialisasi Empat Pilar MPR ini menghadirkan narasumber Iwan Datu Adam (anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat) dan dihadiri Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang dan Ketua DPRD Kutai Timur Mahyunadi.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler