Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Ketua MPR: Agama dan Nasionalisme Saling Melengkapi

Sabtu 21 Oct 2017 18:38 WIB

Red: Gita Amanda

Ketua MPR RI  Zulkifli Hasan bersama KH Sholahuddin Wahid.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan bersama KH Sholahuddin Wahid.

Foto: MPR RI

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Menjelang peringatan Hari Santri 22 Oktober, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan bersilaturrahmi ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur pimpinan KH Shalahuddin Wahid, Sabtu (21/10). Dalam silaturrahimnya, Zulkifli meminta yang hadir untuk meneladani Kyai Hasyim Asy'ari sehingga tak lagi mempertentangkan agama dan nasionalisme.

Kehadiran Zulkifli Hasan di Tebuireng dalam rangka menjadi pembicara Utama Seminar Aktualisasi Pemikiran Hasyim Asy’ari. Hadir menyambut Zulkifli Hasan KH Sholahuddin Wahid, Direktur Pusat Kajian Hasyim Asy’ari KH Tolchah Hasan, dan ratusan Kyai Alim Ulama perwakilan Pimpinan Ponpes se-Jawa Timur.

Zulkifli Hasan menyebut pemikiran Hasyim Asy’ari sebagai landasan inspirasi meleburnya Islam dan Kebangsaan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. “Karena itu siapapun yang masih mencoba mempertentangkan Islam dan Nasionalisme, silahkan belajar lagi pemikiran Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari,” tegasnya.

Menurut Zulkifli Hasan, sejarah membuktikan bagaimana Resolusi Jihad Mbah Hasyim dengan Hubbul Wathon minal Iman menginspirasi perjuangan mempertahankan kemerdekaan di seluruh Indonesia. “Dengan pekik Takbir dan Merdeka, Bung Tomo menggelorakan semangat perlawanan 10 November. Santri di seluruh Indonesia bergerak melawan penjajah. Inspirasinya adalah resolusi Jihad Mbah Hasyim,” katanya.

Tugas generasi sekarang, kata Zulkifli Hasan adalah meneladani pemikiran Mbah Hasyim dengan menjaga Pancasila sebagai Kalimatun Sawa’ (Kesepakatan bersama). "Indonesia adalah negara ber Tuhan yang menolak paham anti Tuhan. Saatnya meneruskan perjuangan Mbah Hasyim dengan menjaga Agama dan membela negara,” tutupnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler