Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Sentilan Kecil dan Motivasi Ala OSO Bagi Generasi Muda

Senin 02 Oct 2017 21:12 WIB

Red: Budi Raharjo

Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta (kiri)

Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta (kiri)

Foto: Humas MPR

REPUBLIKA.CO.ID,TANJUNG PINANG -- Generasi muda adalah penerus kepemimpinan bangsa, itu tidak bisa terbantahkan. Maju mundurnya bangsa Indonesia tergantung dari kualitas generasi muda, itu juga adalah fakta yang tak bisa terbantahkan. 

Intinya Indonesia membutuhkan generasi-generasi penerus yang berkualitas baik. Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta melihat, untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas maka dibutuhkan keteladanan yang berkualitas dan juga baik tentunya.

“Banyak sekali contoh baik dan buruk di negeri ini, yang saya maksud adalah, generasi muda harus mengambil contoh baik-baik jangan mencontoh yang buruk-buruk,” kata Oesman Sapta (OSO).

Ia mengatakan itu dalam sambutan acara Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada 500 lebih peserta yang berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama, birokrat, mahasiswa dan pelajar se-Provinsi Kepulauan Riau, di aula Kompleks Perkantoran Gubernur Kepulauan Riau, Senin (02/10).

Diungkapkan Oesman Sapta, untuk mencapai hal tersebut, kesadaran yang tinggi akan pentingnya peran generasi muda di masa datang juga harus datang dari kesadaran diri generasi muda itu sendiri. Kesadaran untuk melatih diri menuju kualitas diri. “Generasi muda jangan berhenti berjuang. Generasi muda mesti terus menerus memperhatikan dan mempelajari tentang kehidupan,” ujarnya.

Oesman Sapta menceritakan pengalaman pribadinya yang sangat penuh perjuangan dalam meniti kehidupan baik pahit dan manis dahulu. Perjuangan seorang Oesman Sapta dimulai sejak masa remaja.  Sejak kecil dirinya harus berjibaku dengan kerasnya dan ‘bengis’nya kehidupan.

Ia sewaktu kecil untuk mencari uang harus berjualan rokok di seputaran pelabuhan. Lalu banting setir menjadi buruh pengangkut karet. Semua pahit dan getirnya kehidupan dijalani dengan tak kenal kata menyerah. Itulah kehidupan harus dihadapi. 

"Tapi, sedikit kritik kebiasaan generasi muda sekarang, kalau kumpul untuk sesuatu yang kurang manfaat banyak sekali dan antusias tapi kalau giliran mengaji responsnya sedikit, kalau ke gereja responsnya sedikit. Itu harus diubah, generasi muda Indonesia harus menjadi lebih baik,” ucapnya.

Satu lagi, menurut Oesman Sapta, satu hal yang sangat penting untuk dipelajari, pahami dan amalkan yakni Pancasila. Dalam Pancasila, bangsa ini tidak lagi mempersoalkan perbedaan, semua perdebatan soal beda-beda suku, agama, ras, bahasa, warna kulit sudah selesai.

“Intinya semua soal perbedaan bangsa ini jangan lagi diperebatkan dan menjadi konflik.  Jangan mau kita diadu domba antar sesama bangsa Indonesia oleh para oknum-oknum ‘kurang ajar’ yang berniat menghancurkan bangsa kita dengan cara mengadu-ngadu kita sehingga berkonflik. Jangan sekali-kali kita terpancing,” imbuhnya.

Bangsa-bangsa asing, lanjutnya, selalu berusaha mencari celah bagaimana mengintervensi bangsa Indonesia terutama dibidang ekonomi. Tidak berhasil di ekonomi maka moral bangsa menjadi sasaran selanjutnya, dirusaknya moral anak-anak generasi bangsa salah satunya melalui narkoba.

“Itu yang harus diperhatikan, waspada dan hati-hati dalam bergaul.  Sebab sekali lagi generasi muda adalah harapan bangsa penerus kepemimpinan bangsa. Terus pelajari dan pahami serta amalkan Pancasila,” tandasnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler