Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Lomba Debat Konstitusi Hasilkan Bibit Calon Ahli Tata Negara

Senin 28 Aug 2017 13:01 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Tim juri  lomba Debat Konstitusi dan Constitutional Drafting.

Tim juri lomba Debat Konstitusi dan Constitutional Drafting.

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MPR mengelenggarakan lomba Debat Konstitusi dan Constitutional Drafting. Juri Debat Konstitusi dan Constitutional Drafting, Sarmuji, menilai acara yang digelar dalam rangkaian Pekan Konstitusi MPR, 26 hingga 31 Agustus 2017, merupakan suatu ikhtiar yang sangat bagus.

“Kegiatan seperti ini harus dilanjutkan,” ujar anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar itu.

Pekan Konstitusi MPR merupakan kegiatan selain untuk mensosialisasikan Empat Pilar, juga sebagai cara untuk memperkuat kemampuan mahasiswa untuk terus menerus belajar tata negara yang berkaitan dengan UUD NRI Tahun 1945. Saat dirinya menjadi juri pada babak penyisihan debat konstitusi, Senin (28/8) dirinya mengamati debat yang ada sangat luar biasa.

“Jauh dari ekspetasi saya,” ungkapnya.

Menurut dia, para peserta berdebat seolah-olah adalah para ahli. Para peserta itu, disebut Sarmuji, menyampaikan argumentasi yang jelas, baik filosofi, yuridis, maupun sosiologisnya. “Sehingga saya merasa optimis kita tidak akan kehilangan dan kekurangan ahli-ahli tata negara pada masa yang akan datang,” ungkapnya.

Kegiatan seperti ini, diharapkan pesertanya diperluas agar seleksinya lebih ketat, pertarungan ide dan gagasan menjadi lebih intensif. “Kita berharap bibit-bibit terbaik yang akan muncul dalam kontestasi ini,” harapnya.

Anggota juri yang lain, Ana Muamanah, diharapkan para peserta untuk lebih mengeskplore materi dalam perdebatan. Diungkapkan, dalam debat itu ada teknik sehingga kita bisa mengatur kuota waktu.  Dirinya juga mengharap agar peserta tidak terburu-buru menyampaikan gagasan sehingga tidak kelihatan ‘ngos-ngosan’ dalam berdebat.

Sesjen MPR, Ma’ruf Cahyono, yang dalam kesempatan itu juga menjadi juri, dirinya memberi apresiasi kepada peserta debat. Diakui tak mudah untuk membangun argumentasi. “Inilah debat dalam rangka membangun sistem,” ujarnya.

Salah satu peserta debat, Fitriyah, mengakui acara seperti itu bagus. “Buat mengakomodasi aspirasi,” ujar mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara itu.

Dalam Pekan Konstitusi MPR itu peserta dibagi dalam dua katagori, yakni Constitutional Drafting dan Debat Konstitusi. Peserta itu adalah Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pelita Harapan, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Indonesia, Universitas Pattimura, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Universitas Udayana, Universitas Islam Negeri Walisongo, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Brawijaya, dan Universitas Airlangga.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler