Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

'Jangan Gunakan Pancasila untuk Membeda-bedakan'

Rabu 12 Jul 2017 19:24 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan saat pembukaan Simposium Nasional di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/7).

Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan saat pembukaan Simposium Nasional di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/7).

Foto: Republika/ Yasin Habibi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pancasila dipahami bukan untuk membeda bedakan, tapi justru untuk membangun perasaan senasib sepenanggungan. Ketua MPR Zulkifli Hasan menilai sudah bukan zamannya lagi memperdebatkan Pancasila maupun perbedaan.

''Jangan lagi berdebat soal suku, agama, dan hal hal yang sudah selesai 71 tahun lalu. Jangan gunakan Pancasila untuk membeda bedakan,'' kata Zulkifli, saat menyampaikan Pidato Pembukaan Simposium Ekonomi MPR dengan tema Sistem Pembangunan Nasional untuk Kesejahteraan Sosial di Nusantara V MPR, Jakarta, Rabu (12/7).

Zulkifli menyampaikan jauh lebih baik mendiskusikan Pancasila dalam substansinya, yaitu bagaimana wujudkan kesejahteraan untuk semua pihak dan bukan perorangan. Ia mengingatkan, ketika masyarakat ribut berdebat soal suku dan agama, sumber daya dan kekayaan alam justru dikuasai asing.

''Mari melampaui perbedaan itu dengan bicara implementasi Pancasila untuk kesejahteraan. Itulah substansi Pancasila yang sampai sekarang belum terwujud,'' kata dia.

Namun faktanya, rakyat sibuk dan terpecah -belah tapi gagal, karena kekayaan alam dijarah. Sumber daya alam dikuasai asing dan rakyat tak dapat apa -apa.

Zulkifli berharap, hasil Simposium Pancasila ini bisa digunakan pemerintah untuk membenahi struktur ekonomi Indonesia agar berkeadilan, merata dan senasib sepenanggungan. Diharapkan ada jalan baru ekonomi nasional yang lebih berkeadilan dan memastikan sumber daya alam digunakan sepenuhnya untuk rakyat.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler