REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Mahyudin meminta, polisi lebih waspada dan cermat dalam mengadang serangan teror. Apalagi, polisi sudah dua kali menjadi korban serangan teroris dalam waktu yang tidak terlalu jauh.
Menurut dia, ancaman sudah ada dari dulu sehingga polisi tidak boleh lengah. ''Saya kira kepolisian harus lebih waspada, Densus 88 untuk memantau jaringan teroris yang bisa kapan saja beraksi,'' ujar Mahyudin, di Jakarta, Senin (26/6).
Politikus Golkar itu tidak mau mengatakan polisi kecolongan. Sebab menurutnya negara maju saja bisa menjadi sasaran teror, seperti yang terjadi di London baru -baru ini. Ia menilai tidak ada negara manapun yang hebat dalam menangani teror.
''Kita harus waspada, khususnya untuk densus 88, lebih mengamati cermat,'' katanya.
Selain meminta Densus untuk waspada, ia juga mengajak masyarakat bekerja sama mengamati warga yang baru datang di suatu tempat yang gerak -geriknya mencurigakan. Hal tersebut dilakukan agar teror bisa diantisipasi.
''RT/RW, harus tau warganya, ini bukan hanya tanggungjawab kepolisian, tapi masyarakat Indonesia,'' ujar Mahyudin.