Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

MPR Minta Generasi Muda Bijak Tanggapi Provokasi SARA

Kamis 18 May 2017 12:36 WIB

Rep: Dyah Meta Ratna Novia/ Red: Dwi Murdaningsih

Wakil Ketua MPR RI  Mahyudin.

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin.

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengaku khawatir dengan potensi perpecahan bangsa yang kian marak di Indonesia terutama pra dan pascaPilkada DKI Jakarta. Menurut dia, potensi itu melebar makin berbahaya dengan tuntutan penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain.

"Jika saya bisa meminta, sudahlah hentikan semua potensi konflik dan perpecahan bangsa antara lain memfitnah, menghasut, memanas-memanasi.  Terlalu mahal harga dan darah yang harus dibayar bangsa ini jika terjadi perpecahan bangsa," katanya, dalam acara Dialog Kebangsaan di  Banjarbaru, Kamis (18/5).

Mahyudin prihatin lantaran saat ini di media sosial banyak sekali ajakan berbuat SARA. Ia meminta masyarakat terutama generasi muda pintar dan bijak ketika mendapat ajakan dan provokasi-provokasi yang menimbulkan perpecahan.

"Saya sendiri di grup WA banyak sekali menerima kiriman-kiriman dan posting-posting berbau SARA, saya tegas menegur tidak boleh mengirim seperti itu.  Saya analisa ternyata asal kiriman tersebut tidak bisa dipertanggung jawabkan, hoax dan akun palsu," kata Mahyudin.

Ia menjelaskan, seluruh elemen yang beragam di Indonesia sudah ada sejak era kerajaan-kerajaan berkuasa di nusantara. Namun kerajaan-kerajaan bersepakat bersatu untuk lepas dari penjajahan Belanda, maka lahirlah Indonesia dan Pancasila sebagai perekat seluruh perbedaan yang ada.

Ratusan tahun, lanjut Mahyudin, kerajaan-kerajaan sampai zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia setelah Indonesia lahir berdarah-darah merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.  Pengorbanan kerajaan-kerjaaan yang rela melepas hirarkis kekuasaan dinastinya demi bersepakat membentuk sebuah negara yakni Indonesia wajib dihargai.

"Itulah makanya saya tegaskan, terlalu mahal jika bangsa ini mengalami perpecahan.  Itu sama saja mengkhianati pengorbanan nenek moyang kita dulu," katanya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler