REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Badan Sosialisasi MPR RI Ahmad Basarah mengatakan, mempunyai tugas pokok MPR RI menurut UU No. 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, yang menugaskan MPR untuk mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Salah satu caranya adalah sosialisasi kesenian melalui Wayang kulit, yang merupakan seni budaya yang ada sejak Indonesia belum merdeka. Sejak dahulu, wayang dipakai untuk menyebarkan ilmu, agama maupun pengetahuan.
Oleh sebab itu, MPR menggunakan media seni budaya wayang untuk menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. ''Karena bahasa yang digunakan dalam pementasan wayang diyakini mudah dimengerti dan diketahui masyarakat banyak,'' kata Basarah, saat pagelaran seni budaya wayang kulit di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (12/11).
Karena itu, lanjut dia, wayang sebagai peninggalan nenek moyang harus dijaga. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan pesan-pesan yang ada dalam empat pilar bisa disampaikan dan diterima dengan baik oleh masyarakat.
Tujuan dari pementasan seni budaya wayang kulit ini yaitu untuk melakukan reaktualisasi terhadap nilai-nilai Pancasila, untuk Internalisasi pemahaman terhadap Empat Pilar MPR RI kepada masyarakat. Sosialisasi melalui pagelaran seni budaya adalah salah satu bentuk apresiasi dan langkah konkret MPR RI dalam upaya melestarikan warisan budaya, khususnya wayang kulit.
''Wayang kulit yang telah menjadi kekayaan intelektual bangsa Indonesia, dan MPR sudah melaksanakan berbagai macam pagelaran seni budaya sesuai dengan budaya daerah masing-masing dihampir seluruh daerah sebagai metode sosialisasi,'' ujar Basarah.
