Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

HNW: Tak Masuk Akal Mahasiswa Membunuh Dosen

Kamis 05 May 2016 06:06 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Hidayat Nur Wahid ketika menerima beberapa mahasiswa berlatar pendidikan Muhammadiyah pada Rabu (4/5).

Hidayat Nur Wahid ketika menerima beberapa mahasiswa berlatar pendidikan Muhammadiyah pada Rabu (4/5).

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyatakan keprihatinannya terhadap beberapa kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu. Hidayat  sangat geram ketika ada kejadian di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di mana ada mahasiswa membunuh dosen pembimbingnya.

Hal demikian menurutnya disebut sebagai tindakan yang tidak masuk akal. Hidayat Nur Wahid susah menggambarkan dengan kata-kata kejadian itu. Keprihatinan Hidayat Nur Wahid tak hanya apa yang terjadi di UMSU namun juga di Bengkulu di mana 14 remaja memperkosa seorang anak perempuan. Pun demikian pula apa yang terjadi di UGM di mana seorang mahasiswi dibunuh oleh seorang yang ingin menguasai hartanya.

Hal tersebut disampaikan HNW ketika menerima beberapa mahasiswa berlatar pendidikan Muhammadiyah pada Rabu (4/5). Kedatangan mereka untuk menyampaikan undangan pada Hidayat Nur Wahid untuk menjadi keynote speech dalam Silaknas BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Cirebon, Jawa Tengah, pada pekan ketiga Mei ini.

Hidayat mengatakan beberapa kejadian 'suram' yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bangsa ini mengalami darurat moral. Sebuah bangsa menurutnya diukur dari moralnya, kalau moralnya sudah habis maka hilanglah bangsa itu.

Hidayat berharap agar Silaknas yang diselenggarakan oleh BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Cirebon itu mampu menghasilkan rekomendasi untuk menyelamatkan umat dan bangsa. Dia menegaskan mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah harus mampu menyelamatkan kampus dari segala kejadian yang darurat.

Dalam kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid mengingatkan kepada para mahasiswa agar dalam era globalisasi ini harus mampu berkompetisi dalam dunia yang semakin luas. Ketidakmampuan bersaing harus diatasi. Kalau tidak diatasi akan membuat kita tertinggal.

Mahasiswa juga diingatkan agar para mahasiswa menyelamatkan demokrasi dari para pembajak demokrasi, kaum pemodal, yang menguasai media, usaha, dan lain sebagainya. "Kalau mereka menguasai berbagai bidang maka keberadaan kaum pemodal akan mengancam demokrasi. Ketika demokrasi dikuasai pemodal maka demokrasi akan kacau," kata dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler