Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Ketua MPR Cerita Kenangan Saat Sekolah di SMAN 53 Jakarta

Rabu 30 Mar 2016 15:25 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri

Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Foto: Dok: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menghadiri HUT ke 34 SMAN 53 Jakarta pada Rabu (30/3). Zulkifli Hasan adalah angkatan pertama sekolah yang berada di Cipinang Jaya, Jakarta Timur itu.

Zulkifli disambut Kepala Sekolah Dumariah Simanjuntak dan para siswa. Di hadapan, Dumariah mengaku sering bercerita tentang Zulkifli sebagai alumni yang menjadi Ketua MPR.

"Saya suka bercerita kepada anak-anak tentang Ketua MPR. Saya katakan Ketua MPR adalah salah satu tokoh yang patut dicontoh dan diteladani. Tidak terasa sejak tahun 1982 meninggalkan sekolah ini," kata Dumariah, di Jakarta, Rabu (30/3).

Dihadapan siswa, Zulkifli bercerita tentang kenangan di sekolah ini. "Dulu cuma dua blok. Kalau musim hujan banjir. Saya angkatan pertama, masuk tahun 1979. Sama seperti anak sekarang, di sekolah saya juga punya pacar," tuturnya.

Bahkan, ketika ingin masuk sekolah ini, Zulkifli mengaku sempat ditolak karena sudah penuh. Karena dirinya adalah siswa pindahan dari lampung.

"Dulu kepala sekolahnya Syarif Ritonga. Karena berasal dari Lampung Sumatera, akhirnya saya bisa diterima," kenang Zulkifli.

Zulkifli menyatakan dirinya termasuk anak pandai di sekolah tersebut. Karena pandai dan dekat dengan guru, ia sering diminta wali kelas ikut membantu menulis raport.

"Nilai olahraga saya 7, tapi teman saya, Sitanggang, nilainya 5 karena tidak pernah ikut olah raga. Padahal orangnya tinggi tegap. Saya ganti nilainya menjadi 7. Guru olah raga, Pak Ramli tidak tahu sampai sekarang," cerita Zulkifli Hasan yang disambut tawa para siswa.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PAN itu juga membagi kunci sukses kepada para siswa. Menurutnya, sekarang semua hal semakin terbuka. Setiap orang punya kesempatan dan hak yang sama untuk menjadi apa saja.

Selain itu, siswa juga harus baik kepada guru, dekat dengan guru, dan menghormati guru. ''Kuncinya adalah daya juang dan kesungguhan memperjuangkan cita-cita," ujar dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler